Minggu, 27 November 2011

Emas dan perak,simbol perlawanan terhadap dollar cs bag.2


Emas dan Perak, Simbol Perlawanan terhadap Dollar Cs (Bag.2)


Penggunaan emas dan perak sebagai mata uang sejati sesungguhnya telah dipergunakan berabad-abad sebelum Rasulullah SAW lahir. Koin emas dalam sejarah dibuat pertama kalinya pada masa Raja Croesus dari Lydia, sebuah kerajaan kuno yang terletak di barat Anatolia, sekitar tahun 560 SM.
Sedangkan koin perak dibuat lebih dulu lagi yakni 140 tahun sebelum koin emas pertama dibuat, yaitu pada 700 SM, pada masa Raja Pheidon dari Argos, Yunani.
Koin emas telah dipergunakan sebagai alat tukar di masa Kerajaan Romawi. Kaisar Julius Caesar mengenalkan aureus (berasal dari kata ‘aurum’ yang memiliki arti sebagai emas) sebagai standar penukaran di kerajaannya. Karena nilainya yang besar, aureus ini hanya dipergunakan sebagai alat pembayar utang. Aureus dibuat dari 99% emas murni dengan berat 8 gram. Namun ketika Nero menjabat sebagai kaisar, maka beratnya diturunkan menjadi 7, 7 gram.
Dari Romawi dan Persia

Dinar dan dirham dikenal oleh orang Arab jauh sebelum Islam datang. Dalam aktivitas perdagangannya, para pedagang Arab ini berinteraksi dengan banyak bangsa. Saat pulang dari Syam, mereka membawa dinar emas Romawi (Byzantium), dan yang pulang dari Iraq, mereka membawa dirham perak Persia (Sassanid). Sering pula mereka membawa dirham Himyar dari Yaman.
Jika di empat asalnya koin emas dan perak itu dinilai berdasarkan nilai nominalnya yang tercetak, namun tidak demikian yang dilakukan orang-orang Arab. Oleh para pedagang arab, koin emas dan perak itu dinilai berdasarkan berat-ringannya, berdasarkan nilai intrinsiknya.
Mereka tidak menganggapnya sebagai mata yang dicetak, mengingat bentuk dan timbangan dirham yang tidak sama dan karena kemungkinan terjadinya penyusutan berat akibat peredarannya. Karena itu, untuk mencegah terjadinya penipuan, mereka lebih suka menggunakan standar timbangan khusus yang telah mereka miliki, yaitu auqiyah, nasy, nuwah, mitsqal, dirham, daniq, qirath, dan habbah. Mitsqal merupakan berat pokok yang sudah diketahui umum, yaitu setara dengan 22 qirath kurang satu habbah. Di kalangan mereka, berat 10 dirham sama dengan 7 mitsqal.
Setelah Islam datang, Rasulullah SAW “mensahkan” bentuk perdagangan yang mempergunakan dinar Romawi dan dirham Persia. Beliau juga mengakui standar timbangan yang berlaku di kalangan kaum Quraisy untuk menimbang berat dinar dan dirham. Terkait hal ini, Rasulullah SAW bersabda, "Timbangan berat (wazan) adalah timbangan penduduk Makkah, dan takaran (mikyal) adalah takaran penduduk Madinah. " (HR Abu Dawud dari An Nasa’i).
Penggunaan dinar Romawi dan dirham Persia dilanjutkan di masa kepemimpinan empat khalifah sepeningggal Rasulullah SAW. Di tahun 20 Hijriah, tahun ke-delapan kekhalifahan Umar, dicetak uang dirham baru berdasarkan pola dirham Persia. Berat, gambar, maupun tulisan Bahlawi-nya (huruf Persianya) tetap ada, hanya ditambah dengan lafaz yang ditulis dengan huruf Arab gaya Kufi, seperli lafaz "Bismillah" dan "Bismillahi Rabbi" yang terletak pada tepi lingkaran.
Kemudian di masa sepeninggal khalifah yang empat, Khalif Abdul Malik bin Marwan mencetak dirham khusus yang bercorak Islam, dengan lafaz-lafaz Islam yang ditulis dengan huruf Arab gaya Kufi. Pola dirham Persia tidak dipakai lagi. Dua tahun kemudian, Abdul Malik bin Marwan mencetak dirham khusus yang bercorak Islam setelah meninggalkan pola dinar Romawi.
Lafaz-lafaz Islam yang tercetak itu misalnya kalimat "Allahu Akbar" dan "Allahu Baqa." Gambar manusia dan hewan tidak dipakai lagi. Dinar dan dirham ada yang satu sisinya diberi tulisan "La ilaaha illallah", sedang pada sisi sebaliknya terdapat tanggal pencetakan serta nama Khalifah atau Wali (Gubernur) yang memerintah pada saat pencetakan mata uang. Pencetakan yang belakangan memperkenalkan kalimat syahadat, shalawat Nabi SAW, satu ayat Al-Quran, atau lafaz yang menggambarkan kebesaran Allah SWT.
Fakta ini terus berlanjut sepanjang sejarah Islam, hingga beberapa saat menjelang Perang Dunia I ketika dunia menghentikan penggunaan emas dan perak sebagai mata uang. Penggunaan mata uang diram dan dinar ini tentu saja dlakukan di wilayah-wilayah yang dikuasai oleh kekhalifahan Islam yang kian lama kian susut. Hal ini berakhir ketika Kekhalifahan Turki Utsmaniyah runtuh pada tahun 1924.
Sistem Ribawi
Riba atau istilah aslinya ‘Usury” merupakan sebuah sistem yang berasal dari zaman kegelapan. Di masa kejayaan Ordo Knights Templar di Eropa usai Perang Salib pertama (1099), ordo yang disahkan oleh Paus dan diberi hak istimewa untuk bisa memungut pajak di seluruh daerah kekuasaannya ini kemudian mendirikan sebuah lembaga simpan-pinjam yang entah secara kebetulan atau tidak diberi nama “Usury”.
Jika biasanya para peziarah dari Eropa yang ingin berangkat ke Jerusalem membawa serta harta dan kekayaannya yang sangat banyak sebagai bekal, maka dengan adanya “Usury” ini, tiap peziarah Eropa yang ingin ke Jerusalem boleh menitipkan harta bendanya ke “Usury” di Eropa dan sebagai gantinya dia diberi secarik kertas sebagai kartu jaminan yang berisi kata-kata sandi, yang nantinya setibanya di Jerusalem bisa ditukarkan dengan uang dan yang diperlukannya dengan hanya menyerahkan kertas jaminan tersebut. Tentunya ordo ini sebagai penyelenggara “Usury” menarik keuntungan yang bersifat material.
Knights Templar sendiri dibentuk oleh Ordo Biarawan Sion, sebuah Ordo yang didirikan Godfroi de Bouillon, salah satu panglima pasukan salib yang oleh banak sejarawan Barat diduga kuat berasal dari kelompok Kabbalah. Kelompok ini terdiri dari tokoh-tokoh Yahudi-Kabbalis yang di kemudian hari berkumpul di rumah Sir Mayer Amschel Rotschilds di Judenstrasse, Bavaria, tahun 1773, guna merancang penguasaan dunia dan mendirikan The New Illuminati di bawah komando Adam Weishaupt. Dari sinilah The Federal Reserve dan jaringan perbankan dunia yang menyebarkan uang kartal berawal. (bersambung/Rizki Ridyasmara)

Emas dan perak simbol perlawanan terhadap dollar cs bag.1


Emas dan Perak, Simbol Perlawanan terhadap Dollar Cs (Bag.1)


 
Ingin menumbangkan hegemoni Zionis Internasional secara efektif, cepat, namun aman? Segeralah mempergunakan emas dan perak (Dinar dan Dirham) sebagai mata uang dan investasi, dan sedikit demi sedikit—lebih cepat lebih baik—menukar Rupiah, Dollar, Yen, Euro, Poundsterling, Gulden, dan sebagainya dengan emas dan perak sebagai mata uang yang sejati, karena yang lain itu sesungguhnya cuma simbol yang secara intrinsik tidak memiliki nilai apa-apa.
Apa yang kita namakan dengan mata uang sekarang ini, yaitu Dollar, Yen, Rupiah, Poundsterling, Euro, dan sebagainya, pada hakikatnya hanya selembar kertas biasa (dan yang berbentuk koin juga koin biasa yang tak ada harganya), yang hanya menjadi “uang” karena ada jaminan dari bank. Bank sendiri berani menjamin mata uang yang tak berharga tersebut karena memiliki cadangan devisa berupa emas dan perak.
Emas dan perak inilah yang sampai saat ini terus berupaya direbut dan ditimbun oleh Konspirasi Yahudi Internasional dari tangan seluruh warga dunia, agar emas dan perak seluruh dunia berada di tangan kaum Yahudi Internasional dan di tangan kaum non-Yahudi hanyalah selembar kertas tidak berharga yang dipakai sebagai alat transaksi. Keadaan ini akan sangat menguntungkan kaum Yahudi Internasional yang bisa seenaknya memainkan nilai tukar mata uang tersebut sehingga masyarakat non-Yahudi bisa dikendalikan dengan mudah.
Penguasaan dan pengendalian dunia merupakan tujuan utama kaum Yahudi. Kaum Yahudi sangat yakin, ini didukung oleh Talmud, bahwa kaum Yahudi adalah kaum yang dipilih Tuhan untuk memimpin dunia dan menjadikan semua manusia non-Yahudi sebagai budaknya. Bahkan Talmud mengatakan bahwa hanya orang Yahudi-lah yang bisa dianggap manusia, sedangkan orang-orang non-Yahudi tidak bisa dianggap manusia dan lebih tepat disamakan dengan binatang. Sebab itu, orang-orang Yahudi mempunyai istilah lain bagi orang non-Yahudi, yakni Ghoyim atau Gentiles.
Salah satu strategi utama kaum Yahudi untuk menundukkan dunia adalah dengan menimbun emas dari seluruh dunia ke tangannya, dan menyebarkan mata uang-mata uang palsu ke seluruh penjuru dunia. Ini telah dirancang dengan baik oleh Mayer Amschell Rothschild dalam pertemuan rahasia 13 Dinasti Yahudi Dunia di Judenstrasse, Bavaria, pada tahun 1773, yang kemudian dalam Konferensi Zionis Internasional pertama di Bassel-Swiss, 1897, disahkan menjadi agenda bersama Zionis Internasional yang dinamakan sebagai Protokol of Zions.
Inilah sejumlah butir dalam Protokolat Zionis yang berhubungan dengan penguasaan dunia lewat kekuatan emas dan uang:
“Kekuatan uang selalu bisa mengalahkan segalanya. Agama yang bisa menguasai rakyat pada masa dahulu, kini mulai digulung dengan kampanye kebebasan. Namun rakyat banyak tidak tahu harus mengapa dengan kebebasan itu. Inilah tugas Konspirasi untuk mengisinya demi kekuasaan, dengan kekuatan uang. ” (butir 3)
“Dengan emas, Konspirasi akan menguasai opini dunia. Satu orang Yahudi yang menjadi korban sama dengan 1000 orang non-Yahudi (Gentiles/Ghoyim) sebagai balasannya” (butir 13)
“Krisis ekonomi yang dibuat akan memberikan hak baru kepada Konspirasi, yaitu hak pemilik modal dalam penentuan arah kekuasaan. Ini akan menjadi kekuasaan turunan. ” (butir 15)
“Monopoli kegiatan perekonomian raksasa dengan dukungan modal yang dimiliki Konspirasi adalah syarat utama untuk menundukkan dunia, hingga tidak ada satu kekutan non-Yahudi pun yang bisa menandinginya. Dengan demikian, kita bisa bebas memainkan krisis suatu negeri. ” (butir 20)
“Penguasaan kekayaan alam negeri-negeri non-Yahudi mutlak dilakukan. ” (butir 21)
Lantas, apa sebenarnya beda emas dan perak dengan mata uang-mata uang negara-negara dunia yang sekarang dicetak dari selembar kertas biasa?
Kehebatan Emas dan Perak
Sejak berabad-abad silam, emas dan perak telah menjadi logam mulia yang diagungkan oleh banyak manusia. Bahkan emas dan perak, juga batu permata, telah dipergunakan oleh raja-raja, para sultan, para diktator, tiran, dan sebagainya sebagai bahan dasar pembuatan mahkota mereka.
Pertanyaannya seperti yang ditanyakan oleh A. Riawan Amin dalam buku “The Satanic Financial: True Conspiracies” (Celestial Publishing, 2007): “Kenapa Tuhan perlu menciptakan emas dan perak?”
Presiden Direktur Bank Muamalat Indonesia yang getol mengkampanyekan penggunaan emas dan perak sebagai mata uang sejati ini mengutip Ibnu Khaldun dalam ‘Muqaddimah”nya: “Tuhan menciptakan dua logam mulia itu untuk menjadi alat pengukur nilai atau harga (measure of value) bagi segala sesuatu. ”
Al-Maqrizi dalam “Ighatsah” juga menyatakan, “Allah menciptakan dua logam mulia itu bukan sekadar sebagai alat pengukur nilai, atau untuk menyimpan kekayaan (investasi), tetapi juga sebagai alat tukar (medium of exchange). ” Karena tingginya kedudukan emas dan perak inilah maka banyak kalangan menganggap kedua logam mulia tersebut sebagai Heaven’s Currency (Mata uang surga).
A. Riawan Amin menulis, “Masyarakat kuno sudah menggunakan emas, perak, dan tembaga untuk transaksi ekonomi. Emas dan perak dipilih karena kelangkaan (rare) dan warnanya yang indah. Dalam sejarah manusia, tak lebih dari 90. 000 ton emas yang ditambang dari perut bumi. Sementara perak dan tembaga untuk memenuhi transaksi dengan nilai yang lebih rendah dari emas. ”
Uniknya, tambah Amin, dunia modern mengklasifikasikan logam-logam mulia tersebut dalam kolom yang sama. Tabel Periodik menempatkan emas, perak, dan tembaga (dengan simbol masing-masing Au, Ag, dan Cu) dalam kelompok yang sama yakni Golongan 11. Berbeda dengan kebanyakan logam lainnya, emas memiliki sifat yang sangat istimewa.
Pertama, ia tidak bisa diubah dengan bahan kimia apa pun. Archimedes (300 SM) membuktikan bahwa emas bisa dideteksi tanpa merusak dan hanya dengan menggunakan air tawar biasa. Karena bukan termasuk logam yang aktif maka emas tidak terpengaruh oleh air dan udara. Tidak seperti besi atau logam lainnya, emas tidak bisa berkarat.
Selain itu, emas juga termasuk logam yang sangat lunak. Bisa ditempa menjadi lempengan yang super tipis dan bisa juga ditempa menjadi kawat dengan ketebalan super mini. Bayangkan saja, satu ons emas bisa ditempa dengan luas seukuran 100 kaki persegi atau dibuat kawat sepanjang 50 mil!
Emas juga dikenal sebagai logam mulia paling berat. Satu kaki kubik emas beratnya mencapai lebih dari setengah ton. Itulah sebabnya mengapa dalam sejarah manusia tidak pernah ada pencurian emas dalam skala besar karena untuk itu diperlukan alat berat untuk mengangkatnya.
Dan Maha Besar Allah SWT yang telah menciptakannya, sepanjang sejarah manusia, penambangan emas dunia dari tahun ke tahun hanya mengalami kenaikan dua persen tiap tahunnya. Dalam setahun seluruh industri tambang emas dunia menghasilkan kira-kira 2.000 ton emas. Bandingkan dengan produksi baja AS sejak 1995 seperti yang dirilis Iron and Steel Institute yang bermarkas di Washington DC yang mencapai 10. 500 ton perjamnya. Sebab itu, emas sungguh-sungguh logam yang sanga langka dan sangat stabil nilainya sejak awal sejarah manusia hingga kini.
Dalam tulisan kedua, selain kehebatan emas dan perak juga akan dikupas tentang kelemahan mata uang palsu yang kini dipakai banyak negara dunia dan kaitannya dengan Konspirasi Yahudi Internasional.(Bersambung/Rizki Ridyasmara)

Seberapa Kaya Umar bin Khattab?
Selama ini, kita hanya mengetahui bahwa hanya ada dua sahabat Rasul yang benar-benar sangat kaya, yaitu Abdurrahman bin Auf dan Ustman bin Affan. Namun sebenarnya, sejarah juga sedikit banyak seperti “mengabaikan” kekayaan yang dipunyai oleh sahabat-sahabat yang lain.
Ingat perkataan Umar bin Khattab bahwa ia tak pernah bisa mengalahkan amal sholeh Abu Bakar? Itu artinya, siapapun tak bisa menandingi jumlah sedekah dan infaqnya Abu Bakar As-Shiddiq.
Lantas, bagaimana dengan kekayaan Umar bin Khattab sendiri? Khalifah setelah Abu Bakar itu dikenal sangat sederhana. Tidur siangnya beralaskan tikar dan batu bata di bawah pohon kurma, dan ia hampir tak pernah makan kenyang, menjaga perasaan rakyatnya. Padahal, Umar adalah seorang yang juga sangat kaya.
Ketika wafat, Umar bin Khattab meninggalkan ladang pertanian sebanyak 70.000 ladang, yang rata-rata harga ladangnya sebesar Rp 160 juta—perkiraan konversi ke dalam rupiah. Itu berarti, Umar meninggalkan warisan sebanyak Rp 11,2 Triliun. Setiap tahun, rata-rata ladang pertanian saat itu menghasilkan Rp 40 juta, berarti Umar mendapatkan penghasilan Rp 2,8 Triliun setiap tahun, atau 233 Miliar sebulan.
Umar ra memiliki 70.000 properti. Umar ra selalu menganjurkan kepada para pejabatnya untuk tidak menghabiskan gajinya untuk dikonsumsi. Melainkan disisakan untuk membeli properti. Agar uang mereka tidak habis hanya untuk dimakan.
Namun begitulah Umar. Ia tetap saja sangat berhati-hati. Harta kekayaannya pun ia pergunakan untuk kepentingan dakwah dan umat. Tak sedikit pun Umar menyombongkan diri dan mempergunakannya untuk sesuatu yang mewah dan berlebihan.
Menjelang akhir kepemimpinan Umar, Ustman bin Affan pernah mengatakan, “Sesungguhnya, sikapmu telah sangat memberatkan siapapun khalifah penggantimu kelak.” Subhanallah! Semoga kita bisa meneladani Umar bin Khattab.  (sa/berbagaisumber/Fikih Ekonomi Umar bin Al-Khattab/khalifa)

Minggu, 20 November 2011


Ingin mengukur sejauh mana business plan yang telah Anda susun akan berhasil? Cobalah jawab 7 pertanyaan dari DR. Ir. Ciputra berikut ini.

Pertanyaan 1: Apakah Anda sangat bersemangat (passionate) dalam perjalanan menjadi seorang entrepreneur?
Bila Anda ingin sukses, tidak ada jalan lain selain memiliki keinginan yang amat besar, semangat baja dan kepercayaan diri yang tidak mudah surut. Menjadi entrepreneur bukan sebuah tren sesaat, bukan pula sebuah kegiatan mengisi waktu atau iseng belaka. Anda harus berkorban dengan sukarela dan berani untuk melakukan hal-hal yang kurang lazim, melebihi apa yang orang lain telah lakukan, mencoba dunia baru, tidak mudah putus asa meski ditolak sana sini atau diabaikan atau dicibir, mau untuk belajar dari kegagalan sebelumnya, dan sebagainya.

Pertanyaan 2: Apakah Anda melihat sebuah kesempatan besar melayani pasar secara kreatif?
Sering kita lihat banyak orang gagal dalam berbisnis karena tidak melihat peluang secara kreatif. Mereka hanya menyalin, meniru yang sudah ada, mencontek keberhasilan pebisnis lain tanpa menambahkan unsur kreatif yang baru dalam produk atau jasa yang ia tawarkan. Ada beberapa banyak peluang sesungguhnya? Banyak sekali!!! Tidak terhitung dan tidak terbatas!!! Masalahnya kita harus melihatnya dengan pola pikir kreatif. Berapa banyak peluang yang Anda bisa lihat tergantung pada sejernih apa pola pikir kreatif yang kita pakai.

Pertanyaan 3: Apakah Anda memiliki sebuah produk inovatif yang ketika Anda tawarkan maka prospek (calon pelanggan) Anda tidak mampu mengatakan tidak?
Sebuah produk inovatif memberikan nilai tambah yang paling maksimal hingga konsumen tidak mampu menolaknya. Karenanya verifikasi asumsi-asumsi Anda, lakukan uji pasar dan perbarui ide terus menerus hingga yakin bahwa pelanggan tidak sanggup mengatakan tidak kepada kita saat menawarkan produk.

Pertanyaan 4: Apakah Anda memiliki kapabilitas untuk memenangkan persaingan secara efektif?
Pasar yang kita hadapi adalah pasar bebas yang membuka pintu lebar-lebar terhadap siapa saja. Jangan pernah memasuki sebuah pasar bebas tanpa melakukan kalkulasi yang matang sebelumnya. Perhitungkan pula apa yang sedang dan akan dilakukan oleh para kompetitor. Pastikan bahwa pelanggan akan memilih Anda. Nasihat ini perlu dipikirkan baik-baik: "Be better not behind, if you are not better, be different!". Jika Anda belum bisa untuk lebih baik dan berbeda maka tugas kita sebagai entrepreneur belum selesai.

Pertanyaan 5: Apakah Anda tahu bagaimana menghasilkan produk atau jasa yang ingin Anda pasarkan dengan cara yang paling efisien?
Setelah Anda memastikan bahwa pelanggan bisa diraih dan merasa puas atas produk/ jasa maka pihak selanjutnya yang harus dipuaskan ialah pemegang saham dan karyawan perusahaan. Mereka harus Anda layani dengan margin laba yang memadai untuk gaji dan dividen yang layak dan memuaskan. Oleh karena itu lakukan eksplorasi terhadap berbagai kemungkinan produksi yang termurah namun dengan kualitas terbaik.

Pertanyaan 6: Apakah Anda tahu bagaimana caranya mendanai keseluruhan usaha baru Anda dengan biaya termurah serta risiko terendah sementara hasil terbaik tetap dapat Anda dapatkan?
Ada berbagai cara untuk mendanai sebuah usaha baru dan ada beragam risiko yang bisa menimpa. Anda bisa meminjam uang dari keluarga, teman, tetangga atau bank. Anda bisa mengajak teman menjadi pemegang saham atau mengundang pemodal ventura (venture capitalists) untuk ikut memulai usaha. Tiap pilihan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Hasil akhir dan risikonya juga berbeda. Oleh karena itu jangan hanya membuat sebuah model bisnis, kembangkan juga berbagai alternatif dan pilih yang terbaik.

Pertanyaan 7: Apakah Anda siap menghadapi tuntutan kerja keras, risiko gagal dan kerugian?
Tidak ada gading yang tak retak, tidak pernah ada rencana yang sempurna. perubahan bisa terjadi kapan saja. Karenanya penyesuaian-penyesuaian harus terus dilakukan. Walaupun demikian risiko gagal atau rugi atau risiko malu karena gagal akan terus ada. lakukan kalkulasi sebelumnya dan pastikan Anda berani menghadapinya.