Kamis, 28 Juni 2012

Tiga Rahasia Sukses Henry Ford



Siapa yang tak kenal dengan Henry Ford. Ia adalah seorang tokoh yang meleganda di abad ke-20. Pengusaha visioner yang memperkenalkan konsep lini perakitan ini menjadi industrialis yang memelopori produksi mobil massal. Ia juga memperkenalkan pertama kali mobil berbiaya murah, karena mimpinya adalah setiap pekerjanya mampu membeli mobil-mobil yang mereka produksi.

Pada ulang tahunnya ke-75, Henry Ford pernah ditanya mengenai rahasia kariernya yang cemerlang. Jawabannya sederhana saja, yaitu:

1)Saya tidak pernah makan berlebihan.

2)Saya tidak pernah cemas secara berlebihan.

3)Apa pun yang saya kerjakan, akan saya lakukan sebaik mungkin. Dan saya tahu apa pun yang terjadi dalam hidup saya, hal itu terjadi demi kebaikan saya sendiri. Saya percaya pada Tuhan.

Rahasia yang simpel tapi terbukti punya pengaruh besar dalam kehidupan seorang manusia. Kisah Henry Ford inilah salah satu buktinya. Luar biasa! 

KO Pada Hantaman Pertama


 “Sesungguhnya, hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka TANPA BATAS.” (QS. Az-Zumar: 10)
Mencoba kembali memaknai arti satu kata ini, sabar. Suatu sikap yang seharusnya semakin matang terinstall dalam diri ini. Memang, jika ingin lebih memahami arti kata ini, maka bertanyalah pada orang yang tepat, yaitu orang yang paling banyak mengalami ujian kesabaran. Ia yang mendapati ujian dari kecil, ketika ditinggal ayah bunda selamanya, pun saat menerima beban risalah, ditinggal paman pelindung setia dan istri tercinta, serta sederet ujian tingkat tinggi lainnya, mencoba belajar darimu, Muhammad SAW tentang makna sabar. Ajarilah aku.
Diriwayatkan dari Anas bin Malik, dia berkata, suatu ketika Rasulullah melintas di dekat seorang wanita yang sedang menangis di atas sebuah makam. Beliau bersabda, “bertaqwalah kepada Allah dan bersabarlah”. Namun, tiba-tiba wanita itu menyergah, “menjauhlah kau dariku! Karena kau tidak pernah mengalami dan merasakan musibah seperti yang menimpaku ini.” Setelah rasul pergi, seseorang memberi tahu wanita itu bahwa yang berbicara dengannya adalah Rasulullah. Wanita itu lalu mendatangi Rasulullah dan berkata, “sekarang aku baru mengenalmu”. Rasul menukas, “sesungguhnya kesabaran adalah pada hantaman pertama”. (HR. Bukhari Muslim)
Banyak sekali kisah dalam kehidupan sekitar kita yang sebenarnya sangat erat dengan kesabaran, karena dimensi sabar yang memang sangat luas. Bukan hanya dalam menghadapi musibah, namun dalam melaksanakan ketaatan, memerangi kemungkaran dan menjauhi kemaksiatan diperlukan sikap tak ternilai ini.
Misalnya saja, pernah suatu ketika dalam suatu organisasi dakwah, karena beban yang dirasa amat berat, banyaknya tuntutan dan tekanan yang dirasa, si x akhirnya memutuskan untuk meminta mengundurkan diri dari organisasi tersebut. Tapi setelah memikirkan lebih jauh, keputusan tersebut pun akhirnya harus ditarik kembali. Suatu keputusan yang amat disesalinya, ketika pernah menyampaikan keinginannya untuk meninggalkan amanahnya didakwah kepada orang lain.
Ada pula cerita, dalam suatu rapat, si y merasa ide dan gagasannya tidak diterima dalam rapat tersebut, akhirnya terucapkanlah kata, “silakan Antum saja yang menjalankan, Antum lebih tahu tentang hal ini, Ana memang tidak tahu apa-apa”. Tentu saja sambil diikuti warna muka yang tidak menyenangkan. IA jatuh di hantaman pertamanya. Dan seperti yang biasa kita lihat, ujung dari hal-hal seperti ini adalah penyesalan. Penyesalan terhadap diri sendiri yang masih belum bisa bersabar.
Lain lagi cerita si z, sudah tak sanggup dia menahan perasaan suka yang dimilikinya terhadap si y, akhirnya disampaikanlah apa yang dirasakannya itu kepada si y, padahal belum ada kesiapan yang dimiliki oleh si z untuk menikahi si y. pun, setelah menyampaikan perasaannya tersebut, yang tersisa adalah penyesalan, penyesalan karena belum mampu bersabar dalam menghadapi perasaannya yang masih labil. Satu lagi KO di hantaman pertama.
Serta ada berjuta permisalan lain yang ada di sekitar kita. Tanda-tanda sangat mudah dilihat, dari warna wajah, kata-kata yang keluar dari mulut serta bahasa tubuh atau sikap tak mengenakkan lain yang sejenis. Suatu sikap yang pada awalnya TERASA BENAR DAN SESUAI namun jika direnungkan lebih jauh lebih banyak menimbulkan penyesalan.
Dan sepertinya kita semua sepakat, jika pertanda orang sabar, adalah ketenangan. Ketenangan yang timbul dari suatu keyakinan, bahwa segalanya adalah bagian dari ketetapanNya, yang diyakini penuh kebaikan dan sarat pembelajaran kebijaksanaan. Sungguh benar perkataanmu baginda rasul, kesabaran adalah pada hantaman pertama. Dan aku berjanji, tak akan lagi ku mudah jatuh pada hantaman pertama itu.
“Hidup yang dituntun dengan kesabaran akan menjadikan kehidupan selalu berjalan di atas nurani yang dipenuhi berkah dan akan berakhir dengan surga yang kekal. Kesabaran akan terasa pahit di awalnya layaknya sebuah obat, tetapi hasil yang didapat kemudian adalah rasa manis yang takkan ada habisnya”.

“Rasa berat terjadi saat suatu hal yang membuat diri terasa berat itu datang menghantam, karena semua bentuk perubahan dari satu kondisi ke kondisi yang lain, apalagi hal yang menyakitkan, selalu menyebabkan perubahan psikis di dalam jiwa manusia. Selanjutnya, hal yang datang itu pasti akan terasa lebih ringan, bahkan terlupakan karena situasi dan kondisi yang datang setelahnya.”
“Setiap kondisi dan situasi buruk mempunyai daya hantam yang berbeda, ketika seseorang berhasil melewati hantaman terkuat dari sebuah situasi buruk dia pasti akan berhasil mengubah musibah menjadi rahmat, sakit menjadi nikmat dan kegelisahan menjadi ketenangan. Bahkan orang yang sudah mencapai tingkat ini, segala bentuk penderitaan akan berubah dengan sendirinya menjadi ketenangan. Tentu saja, keterampilan batin seperti ini hanya dapat dicapai setelah orang tersebut piawai melewati hantaman pertama dari segala hal buruk yang menimpanya dengan kegemilangan”.
(Fethullah Gullen dalam penjelasan tentang kesabaran rasul Muhammad SAW)
Jika SABAR adalah GOLOK PEMBUNUH NAGA maka SYUKUR adalah PEDANG LANGITNYA.
Dan jika kau berhasil memiliki keduanya, bersiaplah memiliki jurus tersakti di jagat raya.


Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/06/21349/ko-pada-hantaman-pertama/#ixzz1z9FEpNpv

abdullah ibn umar : sahabat rasul,sahabat malam


Perang Khandak berkecamuk. Beredar kabar, siapa saja lelaki berusia 15 tahun ke atas berhak ikut berjihad. Mendengar itu seorang pemuda berseri-seri. Usianya saat itu masuk 15 tahun. Ia segera mendaftarkan diri. Itulah idamannya selama ini: berjihad bersama Rasulullah. Keikutsertaannya dalam berbagai medan jihad tak pernah lepas dalam sejarah hidup pemuda itu. Saat perang membuka kota Mekah (Futuh Makkah), ia berusia 20 tahun dan termasuk pemuda yang menonjol di medan perang. Dialah, Abdullah ibn Umar, atau Ibn Umar. 

"Penting sekali mendapatkan pengakuan (baiat) dari penduduk Madinah. Yang paling kukhawatirkan ada tiga orang: Husain ibn Ali, Abdullah ibn Zubair, dan Abdullah ibn Umar," Muawiyah berwasiat kepada anaknya, Yazid, yang telah dia nobatkan sebagai putra mahkota. Tiga orang itu telah menyatakan penentangannya pada pengangkatan Yazid ibn Muawiyah. 

"Adapun Husain ibn Ali, aku berharap kamu dapat mengatasinya. Adapun Abdullah ibn Zubair, kalau kamu berhasil mengatasinya, kamu harus menghancurkannya hingga berkeping-keping. Sedangkan Ibn Umar, orang ini sebenarnya terlalu sibuk dengan urusan akhirat. Asal kamu tidak mengusik urusan akhiratnya ini, maka ia akan membiarkan urusan duniamu." 

Berkawan Malam. Menurut sebagian penulis riwayat, kaum muslimin masa itu sedang jaya-jayanya. Muncul daya tarik harta dan kedudukan membuat sebagian orang tergoda memperolehnya. Maka para sahabat melakukan perlawanan pengaruh materi itu dengan mempertegas dirinya sebgai contoh gaya hidup zuhud dan salih, menjauhi kedudukan tinggi. 

Ibn Umar pun dikenal sebagai pribadi yang berkawan malam untuk beribadah, dan berkawan dengan dinihari untuk menangis memohon ampunan-Nya. Akan halnya soal salat malam ini, ada riwayatnya. Di masa hayat Rasulullah, Ibn Umar mendapat karunia Allah. Setelah selesai salat bersama Rasulullah, ia pulang, dan bermimpi. "Seolah-olah di tanganku ada selembar kain beludru. Tempat mana saja yang kuingini di surga, kain beledru itu akan menerbangkanku ke sana. Dua malaikat telah membawaku ke neraka, memperlihatkan semua bagian yang ada di neraka. Keduanya menjawab apa saja yang kutanyakan mengenai keadaan neraka," begitulah diungkapkan Ibn Umar kepada saudarinya yang juga istri Rasul, Hafshah, keesokan harinya. 

Hafshah langsung menanyakan mimpi adiknya kepada Rasulullah. Rasulullah SAW bersabda, ni’marrajulu 'abdullah, lau kaana yushallii minallaili fayuksiru, akan menjadi lelaki paling utamalah Abdullah itu, andainya ia sering salat malam dan banyak melakukannya. Semenjak itulah, sampai meninggalnya, Ibn Umar tak pernah meninggalkan qiyamul lail, baik ketika mukim atau bersafar. Ia demikian tekun menegakkan salat, membaca Al-Quran, dan banyak berzikir menyebut asma Allah. Ia amat menyerupai ayahnya, Umar ibn Khatthab, yang selalu mencucurkan airmata tatkala mendengar ayat-ayat peringatan dari Al-Quran. 

Soal ini, 'Ubaid ibn 'Umair bersaksi, "Suatu ketika kubacakan ayat ini kepada Abdullah ibn Umar." 'Ubaid membacakan QS 4:41-42 yang artinya: Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami datangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat, dan Kami mendatangkan kamu (Muhamad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu). Di hari itu orang-orang kafir dan yang mendurhakai Rasul berharap kiranya mereka ditelan bumi, dan mereka tidak dapat menyembunyikan (dari Allah) sesuatu kejadian pun." Maka Ibn Umar menangis hingga janggutnya basah oleh air mata. 

Pada kesempatan lain, Ibn Umar tengah duduk di antara sahabatnya, lalu membaca QS 83:-6 yang maknanya: Maka celakalah orang-orang yang berlaku curang dalam takaran. Yakni orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain meminta dipenuhi, tetapi mengurangkannya bila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain. Tidakkah mereka merasa bahwa mereka akan dibangkitkan nanti menghadapi suatu hari yang dahsyat, yaitu ketika manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam. Lantas Ibn Umar mengulang bagian akhir ayat ke enam, "yauma yaquumun naasu lirabbil 'alamiin", ketika manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam. Sembari air matanya bercucuran, sampai akhirnya ia jatuh karena sekapan rasa duka mendalam dan banyak menangis. 

Abdullah ibn Umar adalah salah satu sahabat Nabi yang berhati lembut dan begitu mendalam cintanya kepada Rasulullah. Sepeninggal Rasulullah SAW, apabila ia mendnegar nama Rasulullah disebut di hadapannya, ia menangis. Ketika ia lewat di sebuah tempat yang pernah disinggahi Rasulullah, baik di Mekah maupun di Madinah, ia akan memejamkan matanya, lantas butiran air bening meluncur dari sudut matanya. 

Sebagai sahabat Rasul, ahli ibadah dan dikaruniai mimpi yang haq, karena mimpinya dibenarkan Rasulullah, ia menjadi sosok yang tak punya minat lagi kepada dunia. Sebuah kecenderungan yang sudah nampak sejak ia remaja, ketika pertama kali gairahnya bangkit untuk ikut berjihad. 

Selasa, 19 Juni 2012

Cara Paling Paten to Improve Your Skills and Competency Level

Anda semua pasti ingin agar skills dan level kompetensi yang Anda miliki bisa terus tumbuh dan berkembang. Sebab dengan itu, potensi yang menempel dalam sekujur raga Anda bisa terus menemukan taman subur untuk bermekaran. Sebab dengan itu, jejak kontribusi yang Anda pahatkan bisa terus tergambar dengan penuh keindahan.
Entah Anda seorang pekerja profesional ataupun insan pelaku bisnis, pada akhirnya level skills dan kompetensi-lah yang akan menjadi pembeda : apakah organisasi tempat Anda berkiprah akan terus melesat, atau termehek-mehek dalam kubangan kinerja yang buruk dan memilukan.
Lalu, cara apa yang paling ampuh untuk mengembangkan level skill dan kompetensi kita? Cara paling paten yang bisa kita anyam untuk merajut hamparan kinerja individu yang rancak nan menggetarkan?
Beruntung, arena untuk menempa kompetensi itu terus bertebaran dimana-mana. Setiap tahun, perusahaan mengeluarkan investasi hingga milyaran rupiah untuk melaksanakan pelatihan bagi karyawannya – entah dalam bentuk in house training ataupun via public workshop.
Sementara itu, beragam seminar untuk peningkatan kompetensi terus muncul dengan aneka tema : mulai dari cara memulai bisnis dengan modal kartu kredit, cara berkomunikasi dengan efektif hingga pelatihan teknik praktis untuk menyedot WC.
Tak ada yang salah dengan semua pelatihan dan seminar itu. Namun sejumlah riset menunjukkan bahwa class room training and seminar merupakan cara yang paling TIDAK efektif untuk meningkatkan kompetensi dan ketrampilan. Doh.
Kalau begitu, lalu cara apa yang lebih ampuh? Beragam studi dengan jelas menunjukkan bahwa cara yang paling efektif untuk mengembangkan kompetensi adalah melalui ini : praktek yang berbasis pada pengalaman nyata. Practices – lots of practices — based on real experiences.
Pengalaman adalah guru yang terbaik. Ah, kita suka lupa dengan pepatah klasik ini. Padahal, penelitian empirik membuktikan bahwa melalui serangkaian praktek berbasis pengalaman nyata-lah, maka proses pengembangan kompetensi bisa berjalan secara optimal.
Berangkat dari prinsip simpel dan fundamental itulah, kini kemudian dikenal apa yang disebut sebagai “action-based learning process”. Atau proses pembelajaran berbasis pengalaman dan tindakan nyata (action).
Cara konkritnya begini : proses pembelajaran biasanya dilakukan dalam rentang 3 hingga 6 bulan, dan dipecah dalam sesi-sesi pertemuan mingguan atau dua-mingguan (weekly atau bi-weekly meeting) selama dua hingga tiga jam.
Apa yang dipelajari dalam sesi-sesi pertemuan itu? Materinya bisa beragam – bisa tentang leadership skills, communication skills, creativity, atau tema teknis seperti project management, talent development system, dan business strategy.
Namun konten utamanya selalu berbasis pada pengalaman dan praktek nyata para pesertanya. Adakalanya, fasilitator memberikan tugas praktek (atau real project) yang harus dijalankan oleh para partisipan. Melalui penugasan dan real projects inilah, para peserta terus di-dorong untuk mempraktekkan langsung materi-materi yang di-jadikan tema pembelajaran.
Nah, dalam sesi-sesi pertemuan itu, fasilitator kemudian berperan untuk “men-struktur-kan pengalaman nyata para pesertanya” ke dalam poin-poin pembelajaran yang ampuh. Beragam tindakan nyata dan praktek langsung peserta digali dan di-eksplorasi. Dan kemudian di-refleksi-kan menjadi learning points yang bermakna dan menghujam di benak peserta (menghujam sebab benar-benar berbasis pada pengalaman nyata).
Dalam proses itu, fasilitator lebih berperan sebagai coach (dan bukan instruktur yang memberi kuliah bertele-tele). Sebagai coach, fasilitator berperan memberikan feedback serta insight kepada para peserta atas pengalaman nyata yang telah mereka praktekkan. Dan kemudian menyerap poin-poin pembalajaran yang bisa dipetik dari praktek/pengalaman riil itu.
Learning by doing. Learning based on real experiences. Inilah sejatinya cara paling paten untuk meningkatkan level kompetensi dan skills Anda semua.
Para pengelola SDM di semua organisasi/perusahaan harus segera menyusun rencana serius untuk mulai mempraktekkan pendekatan ini. Dan bukan hanya sekedar buang uang ratusan juta untuk mengirim karyawannya pergi ikut training, dan setelah tiga bulan, semua materi menguap tanpa bekas. Lenyap bersama angin. Gone with the wind.

Minggu, 17 Juni 2012

Karakter Muhammad SAW dalam berbisnis

Header
Tingginya kepercayaan terhadap Muhammad Saw di masa itu bukanlah tanpa alasan. Jujur, adil, ramah, cakap, senang membantu pelanggan, menjaga hak pembeli, serta tidak menjelekkan bisnis orang lain merupakan salah satu karakter yang menjadikan beliau sebagai sosok pebisnis yang tepercaya.

• Jujur
Jujur adalah sifat penting dalam Islam. Bahkan salah satu pilar akidah Islam adalah jujur. Pedagang/pebisnis yang suka berbohong tidak ada nilainya dalam Islam. Sebab, kejujuran adalah prinsip esensial dalam bisnis. Dalam tataran ini Nabi Saw bersabda,
“Tidak dibenarkan seorang muslim menjual barang yang mempunyai aib kecuali ia menjelaskan aib itu.”

Seorang pedagang tidak boleh mengelabui calon pembeli dengan menghadirkan orang yang berpura-pura menawar dengan harga tinggi agar orang lain tertarik membeli dengan harga tersebut. Dalam suatu keterangan disebutkan bahwa Nabi pernah bersabda,

“Janganlah kalian melakukan bisnis baiun najâsy (seorang pembeli tertentu berkolusi dengan penjual untuk menaikkan harga, bukan dengan niat untuk membeli, tetapi agar menarik orang lain untuk menaikkan penawaran). Dalam sabdanya yang lain, “Siapa yang menipu kami, dia tidak termasuk golongan kami.”

Senada dengan itu, dalam Al-Qur’an Allah berfirman,
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan cara yang batil kecuali dengan jalan bisnis yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu.”
(Q.S. An-Nisâ’ (4): 29).

• Adil
Tidak membeda-bedakan konsumen merupakan salah satu perwujudan dari sikap adil. Bersikap adil membuahkan rasa puas dan nyaman bagi para konsumen.
Nabi Muhammad Saw menjadikan nilai adil sebagai standar utama. Kedudukan dan tanggung jawab antara beliau dan mitra bisnis/konsumen dibangun melalui prinsip keadilan, seperti sukarela dalam transaksi dan pengetahuan konsumen akan keberadaan barang dan kualitasnya. Beliau menjauhi tradisi riba yang jelas-jelas membebani konsumen dan mitra bisnisnya.

• Ramah
Berlaku ramah termasuk prinsip dasar yang mesti ditunjukkan seorang pebisnis. Keramahan mendekatkan hubungan antara pedagang dan konsumen. Rahmat Allah bersama para pebisnis yang menunjukkan keramahan. Nabi Muhammad Saw bersabda,

“Allah merahmati seseorang yang ramah dan toleran dalam berbisnis.”
Footer

Karakter Muhammad SAW dalam berbisnis

Header
• Cakap
Seorang pebisnis wajib memiliki pengetahuan terkait usaha yang dijalaninya. Pemahaman terhadap produk dan jasa yang ditawarkan merupakan pengetahuan dasar yang sangat penting dikuasai. Itulah sebabnya, sebelum merintis karier di bisnis perdagangan, Nabi Muhammad Saw terlebih dahulu membekali diri dengan magang dagang.
Mengomunikasikan keunggulan dan kelemahan suatu produk agar konsumen “memahami” perihal produk yang hendak dibelinya adalah cerminan lain dari kecakapan seorang pebisnis. Kecakapan semacam ini mutlak dimiliki demi memuaskan pelanggan dan menjaga hubungan baik dengan mereka, termasuk kecakapan dalam menunjukkan sikap terbaik saat berinteraksi dengan mereka. Rasulullah Saw bersabda,
“Pekerjaan yang paling baik adalah jual-beli yang menepati syariat dan pekerjaan seseorang dengan tangannya sendiri.”
Senang membantu pelanggan
Rasulullah Saw menegaskan bahwa bisnis dalam Islam tidak hanya sekadar mengejar keuntungan sebanyak-banyaknya, sebagaimana yang diajarkan Bapak Ekonomi Kapitalis Adam Smith. Bisnis dalam Islam juga berorientasi pada sikap ta‘âwun (tolong-menolong) sebagai implikasi sosial kegiatan bisnis. Tegasnya, berbisnis bukan mencari untung material semata, melainkan juga didasari kesadaran untuk memberi kemudahan bagi orang lain dengan menjual barang.

• Menjaga hak-hak konsumen
Sikap lain yang ditunjukkan Nabi dalam membangun kepercayaan konsumen adalah dengan memberikan hak-hak mereka. Di antaranya adalah memberikan hak untuk mengetahui kualitas barang serta hak untuk membatalkan pembelian saat transaksi masih berlangsung.
Rasulullah Saw bersabda,
“Kedua belah pihak dalam transaksi perdagangan berhak membatalkan transaksi selama mereka belum berpisah. Jika mereka berkata benar dan menjelaskan segala sesuatunya dengan jernih, transaksi mereka akan mendapatkan berkah. Tapi jika mereka menyembunyikan sesuatu dan berdusta, berkah yang ada dalam transaksi mereka akan terhapus.”
“Rahmat Allah atas orang-orang yang berbaik hati saat ia membeli, saat ia menjual, dan saat ia membuat keputusan.”
Tidak menjelekkan bisnis orang lain
Demi mendapatkan pelanggan sebanyak-banyaknya, ada saja pebisnis yang menjelek-jelekkan pebisnis lain (pesaing) kepada para konsumen. Padahal sikap seperti ini justru bisa menjadi bumerang bagi dirinya. Akibatnya, konsumen menjadi tidak respek terhadapnya.
Menjelek-jelekkan pesaing bisnis adalah perilaku tercela. Nabi Muhammad Saw bersabda,
“Janganlah seseorang di antara kalian menjual dengan maksud untuk menjelekkan apa yang dijual oleh orang lain.” 
Footer

Kepercayaan konsumen membawa kepada kesuksesan

Header
Dari keunggulan karakter yang dimiliki Muhammad SAW dalam berbisnis menimbulkan kepercayaan konsumen (consumer trust). Kepercayaan konsumen membawa kepada jalan menuju sukses bisnis.

Tumbuhnya kepercayaan pada dasarnya bersumber dari kepedulian pebisnis terhadap konsumen. Kepedulian ini terwujud melalui “keterlibatan” seorang pebisnis dalam menunjukkan “perhatian” ketika melayani dan berinteraksi dengan konsumen.
“Keterlibatan” dimaknai sebagai kesediaan untuk melayani sepenuh hati. Bersikap jujur, adil, ramah, cakap, dan senang membantu pelanggan merupakan perwujudan dari keterlibatan positif seorang pebisnis terhadap konsumennya sebagaimana ditunjukkan Nabi Muhammad Saw. Sedangkan menjaga hak-hak konsumen dan tidak menjelek-jelekkan pesaing bisnis adalah kode etik yang senantiasa dijaga Nabi demi mendukung tumbuhnya kepercayaan dari konsumen, mitra bisnis, dan masyarakat.
Mempercepat tumbuhnya kepercayaan konsumen (consumer trust) adalah suatu proses yang sangat ditentukan oleh kualitas diri (profesionalisme) serta komitmen dalam menjunjung nilai-nilai etika dan moral. Kepercayaan harus bisa diperoleh dari diri sendiri, berlanjut ke hubungan antarindividu, berlanjut ke pasar dan lingkungan masyarakat luas. Meningkatnya trust dapat mempercepat pencapaian keberhasilan bisnis (speed of trust).
Footer
 

Ajaran Rasulullah bahwa Hidup harus dalam Keseimbangan

header

“Sesungguhnya Allah SWT sangat senang dengan seorang hamba jika melakukan suatu tugas dilakukannya secara itqan”. (HR ,,,,,) Dalam terminologi Islam, Itqanberarti doing the job at the best possible quality, melakukan suatu tugas dengan kualitas terbaik.
Rasulullah Saw adalah teladan terbaik dalam pengembangan diri, teladan terbaik dalam bisnis dan entrepreneurship, teladan terbaik dalam membina keluarga sakinah, teladan terbaik dalam berdakwah, teladan terbaik dalam mengatur urusan sosial dan politik, teladan terbaik dalam mendidik, teladan terbaik dalam membangun pranata hukum, teladan terbaik dalam strategi pertahanan dan militer. (Muhammad Syafii Antonio, Muhammad the Super Leader Super Manager)
Sejak lima belas abad yang lalu, Rasulullah Saw telah mencanangkan pentingnya kualitas dalam berkarya dan melayani. Karena bisnis adalah proses menjual karya, produk dan jasa. Maka kualitas karya kita akan sangat menentukan maju mundurnya bisnis kita.
Lebih dari itu, kualitas karya kita akan dinilai oleh banyak pihak dengan konsekwensi yang banyak pula. Pihak pertama yang akan menilai karya kita adalah Allah Swt, pihak berikutnya adalah nasabah dan mitra bisnis, lalu vendor, dunia perbankan, pasar modal, asuransi dan lembaga pembiayaan, lembaga lembaga pemerintah, calon importir luar negeri, lembaga rating, mitra industri, dan tentunya hati sanubari kita sendiri yang tidak bisa dibohongi.
Rasulullah Saw bersabda
“innallah yuhibbu an yaro abdan idza amila amalan an yutqinahu, sesungguhnya Allah SWT sangat senang dengan seorang hamba jika melakukan sesuatu dilakukannya secara itqan”.

Dalam terminologi Islam, Itqan berarti doing at the best possible quality. Bekerja secara itqan artinya mencurahkan fikiran terbaik, fokus terbaik, koordinasi terbaik, semangat terbaik dengan bahan baku terbaik. Sehingga insya Allah hasilnya pun terbaik juga. Itqan juga memiliki makna professionalisme dan spesialisasi. Seorang dikatakan mutqin jika ia mahir, piawai dan tiada keragunan dengan bidang yang digelutinya.
Para pelaku bisnis dituntut untuk menemukan ide-ide baru dalam mempertahankan eksistensinya. Ide-ide tersebut mestilah berorientasi kepada keinginan serta kepuasan konsumen. Karena merekalah yang menilai dan melakukan keputusan pembelian. Keputusan mereka untuk membeli sesuatu kepada pihak tertentu, sangat ditentukan oleh kualitas pelayanan yang diberikan dan kualitas produk yang ditawarkan.
&ldquoan masing-masing orang memperoleh derajat-derajat (seimbang) dengan apa yang dikerjakannya.”
(QS. al-An’am: 132)
footer
 

Syukur Dan Keberuntungan

"Many people who order their lives rightly in all other ways are kept in poverty by their lack of gratitude. Having received one gift from God, they cut the wires which connect them with Him by failing to make aknowledgement."
(Banyak orang yang menjalani hidup dengan cukup benar, tetapi tetap miskin karena kurang bersyukur. Setelah menerima kemurahan Tuhan, mereka memotong kabel yang menghubungkan mereka dengan Tuhan dengan cara mengingkari nikmatNya)
- Wallace Wattles (1860 - 1911) -
Seperti kata Wallace Wattles (penulis buku klasik The Science of Getting Rich yang menjadi salah satu dasar The Secret) diatas, tak dapat dipungkiri bahwa perasaan syukur merupakan salah satu faktor penarik keberuntungan dan kesuksesan hidup manusia.
Rasa syukur akan membuat kita memiliki mentalitas berkecukupan (abundance mentality) dan menghilangkan mentalitas kekurangan (scarcity mentality). Pada saat kita merasa berkecukupan, maka hati kita jadi bahagia, perasaan kita jadi enak (feel good) dan kita mampu berpikir positif. Pikiran dan perasaan positif inilah yang mengaktifkan Hukum Ketertarikan (Law of Attraction = LOA). Dengan bahasa yang lain Michael Losier mengatakan bahwa rasa syukur, terima kasih dan penghargaan akan mampu memancarkan vibrasi positif yang dahsyat untuk mengaktifkan Hukum Ketertarikan.
Lalu, syukur yang seperti apakah yang lebih mudah mengaktivasi LOA ?
Untuk menjawabnya, saya perlu menjelaskan adanya dua tingkatan syukur.
Tingkatan syukur yang pertama, adalah syukur yang sudah sering kita lakukan, yaitu syukur bersyarat atau syukur parsial. Kita bersyukur atas sesuatu yang kita miliki atau kondisi baik yang kita alami. Syukur semacam ini mirip seperti rasa syukur atau ucapan terima kasih yang dilontarkan anak kecil setelah dibelikan mainan atau permen oleh bundanya. Artinya, syukur merupakan akibat. Sebagai contoh, Anda merasa bersyukur setelah mendapatkan kenaikan gaji. Anda bersyukur karena penjualan toko Anda naik 20%. Anda bersyukur ketika anak Anda lulus sekolah dengan baik, Anda bersyukur setelah membeli mobil baru atau Anda bersyukur karena Anda selamat dari kecelakaan. Itulah beberapa contoh syukur bersyarat.
Tentu saja tidak ada jeleknya dan tidak ada salahnya dengan tingkatan syukur semacam ini. Anda harus terus melakukannya, karena inilah bentuk rasa syukur yang umum kita lakukan. Namun perlu Anda sadari bahwa tingkatan rasa syukur seperti ini relatif lemah untuk mengaktivasi Hukum Ketertarikan. Mengapa ? Karena seringkali kita tidak benar-benar bersyukur dengan tulus, melainkan hanya merupakan ungkapan puas diri sesaat. Atau malahan rasa syukur ini bisa jadi perasaan negatif terhadap suatu keadaan. Anda hanya berusaha untuk melihatnya dari sisi yang positif, padahal yang sebenarnya Anda merasa tidak enak atau kurang puas. Rasa syukur semacam ini juga tidak tahan lama dan hanya sebagian saja.
Tingkatan syukur yang kedua adalah rasa syukur tak bersyarat atau syukur yang menyeluruh (holistic), yang mencakup juga semua rasa syukur yang berada di tingkatan syukur pertama (syukur parsial). Rasa syukur ini tidak terikat pada situasi dan kondisi serta menyatu pada diri Anda atau menjadi identitas Anda. Beberapa contoh syukur di tingkatan ini antara lain rasa syukur terhadap hidup Anda, dunia seisinya, waktu dan ruang, masalah dan tantangan, pikiran dan perasaan Anda, kebebasan Anda memilih, syukur terhadap ide dan konsep Anda dan sebagainya. Pada dasarnya rasa syukur ini mengatakan, "Betapa indahnya hidup ini." Sikon (situasi dan kondisi) tidak relevan lagi karena tingkatan syukur ini merupakan sebuah pilihan yang tidak memerlukan alasan. Perumpamaannya adalah mirip kita sedang bermain video game atau Play Station. Semuanya terasa menyenangkan, musiknya, gambarnya, permainannya, karakternya dan sebagainya. Tidak jadi masalah apakah Anda menang atau kalah karena pengalaman bermainlah yang terpenting. Artinya Anda perlu melepaskan semua alasan dibalik rasa syukur Anda. Bersyukurlah terhadap keberadaan Anda sendiri, maka Anda telah bergerak dari melakukan syukur (doing grateful) ke menjadi bersyukur (being grateful). Dan Anda akan mampu mengaktivasi Hukum Ketertarikan karena Anda telah memancarkan rasa syukur setiap saat dan kapan saja. Ingat ! Being grateful bukan hanya sekedar doing grateful.
Dengan sikap semacam ini, insyallah, keberuntungan akan menjadi milik Anda. Wish You Luck. (SA)

Uang Kertas Biang Krisis Ekonomi?

Kaum muslimin,
Assalamu alaikum wa rahmatullah wa barakaatuh

Seiring dengan kesadaran umat akan bahaya riba, masyarakat mulai skeptis dengan sistem perekonomian yang berjalan saat ini. Berbagai polemik tentang konsep dan sistem perekonomian islam mulai banyak ditawarkan. Bahkan sebagian kalangan mengusulkan penggantian mata uang.

Ya, itulah gerakan yang saat ini sedang menggencarkan penerapan dinar-dirham. Carut marut sistem ekonomi masyarakat saat ini, hanya dapat diselesaikan dengan menerapkan mata uang dinar-dirham sebagai alat tukar di semua lapisan masyarakat. Karena nilai intrinsiknya yang relatif stabil, mata uang ini relatif lebih tahan terhadap goncangan inflasi. Bahkan kehidupan ini tidak akan bisa lepas dari riba, selama alat tukar yang digunakan di masyarakat adalah mata uang kertas. Bahkan uang kertas itulah sejatinya biang inflasi.

Benarkah klaim ini? Mari kita simak artikel tentang konsep mata uang berikut:

Uang Kertas Biang Krisis Ekonomi?

Saat ini, umat manusia di belahan dunia manapun terus dihantui oleh makhluk mengerikan yang sebut dengan inflasi. Harga-harga kebutuhan masyarakat terus menerus meningkat dan di saat yang sama nilai tukar mata uang mereka tiada hentinya melemah. Kondisi ini tentu merusak kemakmuran hidup masyarakat, terlebih bila berkepanjangan.

Riset dan diskusi telah banyak dilakukan oleh para pakar ekonomi, dan mereka juga telah banyak mengusulkan solusi guna mengatasi kondisi ini. Walau demikian, hingga saat ini ekonomi masyarakat dunia terus memburuk akibat inflasi.

Mengapa Terjadi Inflasi?

Ditinjau dari penyebabnya, inflasi bisa terjadi karena beberapa hal, diantaranya:

Pertama, banjir uang yang merupakan alat transaksi di pasar sehingga mengakibatkan permintaan terhadap barang meningkat. Dan sebagai dampak logisnya nilai tukar uang terus merosot dan turun.

Banyak faktor yang mengawali terjadinya banjir likuiditas, diantaranya ialah lemahnya kemampuan bank sentral dalam mengatur peredaran jumlah uang. Sebagaimana spekulasi para pelaku ekonomi di sektor industri keuangan juga turut menyebabkan terjadinya ledakan jumlah uang di pasar.

Kedua, faktor lain yang mendorong timbulnya inflasi ialah terjadinya kelangkaan barang di saat permintaan relatif stabil atau bahkan meningkat. Kesenjangan antara penawaran dan permintaan ini dapat memicu kenaikan harga, sebagai konsekuensi logis dari hukum permintaan-penawaran.

Berkurangnya produksi sendiri bisa terjadi akibat berbagai hal, semisal bencana alam, kelangkaan bahan baku, aksi penimbunan dan lainnya. Sebagaimana faktor kelancaran distribusi juga mempengaruhi tercapainya keseimbangan antara penawaran dan permintaan.

Mungkinkah Nilai Tukar Dinar-Dirham Melemah?

Bila anda cermati, adanya kenaikan harga suatu barang atau mayoritas barang, bukanlah fenomena yang aneh. Harga barang dipengaruhi oleh perbandingan jumlah permintaan dan penawaran yang tidak sebanding. Di saat stok barang menipis, maka secara alami harga barang naik, dan sebaliknya di kala stok barang melimpah maka nilai jualnya merosot. Hanya saja yang tidak wajar adalah bila naiknya harga barang berkepanjangan, sehingga menimbulkan keresahan.

Dalam sejarah Islam, kondisi semacam ini biasanya terjadi karena paceklik atau peperangan yang berkepanjangan. Akibatnya produksi barang kebutuhan masyarakat terhambat sedangkan kebutuhan mereka seringnya tidak dapat ditunda. Sebagai dampak langsung dari kondisi ini, nilai tukar uang melemah dan stabilitas ekonomi terganggu.

Imam Ibnu Katsir mengisahkan bahwa pada tahun 434 H, terjadi paceklik dan wabah penyakit di kota Baghdad. Saking parahnya, sampai-sampai masyarakat setempat memakan bangkai, kucing, dan anjing. Bahkan demi mempertahankan hidup banyak orang yang rela mejual tanah dan rumahnya dengan beberapa potong roti. (Al-Bidayah Wa An-Nihayah, 11/211)

Kemudian, pada tahun 462 H terjadi hal serupa di negeri Mesir, sampai-sampai seekor anjing dijual seharga 5 dinar. (Al-Bidayah Wa An Nihayah 12/99)

Dua fakta sejarah di atas merupakan bukti nyata bahwa kenaikan harga barang dan hancurnya daya beli mata uang, dapat saja terjadi pada mata uang dinar dan dirham. Hanya saja biang terjadinya kondisi semacam ini biasanya adalah faktor-faktor diluar kuasa manusia, sehingga bila kondisi telah kembali normal maka nilai tukar dinar dan dirham turut kembali normal.

Walau demikian, bukan berarti dinar dan dirham benar-benar terbebas dari pengaruh kenakalan sebagian pedagang.

Penimbunan barang atau monopoli suatu kebutuhan masyarakat, dapat saja menjadikan harga barang membumbung tinggi dan nilai tukar mata uang melemah. Wajar bila dalam syari’at islam, praktek monopoli atau penimbunan barang dengan tujuan menjadikan stok barang menjadi langka di pasaran adalah perbuatan yang terlarang.
من احتكر فهو خاطئ

"Barang siapa menimbun barang, maka ia telah berbuat kesalahan (dosa)."  (HR. Muslim)

Sebagaimana praktek perdagangan dinar dan dirham yang tidak mengindahkan kaedah syariat, tentu saja dapat memicu terjadinya riba dan inflasi. Islam telah menentukan bahwa pertukaran mata uang harus dilakukan setaca tunai sehingga terjadi serah terima fisik secara utuh tanpa ada yang tertunda sedikitpun. Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

الذهب بالذهب، والفضة بالفضة، والبر بالبر، والشعير بالشعير، والتمر بالتمر، والملح بالملح، مثلا بمثل، يدا بيد، فمن زاد، أو استزاد، فقد أربى، الآخذ والمعطي فيه سواء

Emas ditukar dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum, sya'ir (salah satu jenis gandum) dengan sya'ir, korma dengan korma, dan garam dengan garam, harus sama dalam (takaran/timbangan) dan (dibayar dengan) kontan. Barang siapa yang menambah atau meminta tambahan maka ia telah berbuat riba. Dosa penerima dan pemberi tambahan sama besarnya." (HR. Muslim)

Beda Inflasi Dinar & Inflasi Uang Kertas

Walaupun uang dinar dan kertas sama-sama bisa mengalami penurunan nilai tukar, namun terdapat tiga perbedaan mendasar antara penurunan keduanya.

1) Nilai tukar uang dinar berasas pada bahan bakunya, sehingga nilai tukarnya bersifat permanen dan kokoh. Fakta ini menjadikan dinar jauh dari pengaruh opini pelaku pasar yang bisa saja benar dan bisa juga tidak. Dengan demikian nilai tukar dinar sulit untuk dipermainkan oleh para spekulan sektor industri keuangan. Berbeda dengan nilai tukar uang kertas yang terletak pada kepercayaan masyarakat. Para spekulan industri keuangan lebih leluasa untuk merekayasa kondisi tertentu yang dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap nilai tukar suatu mata uang.

2) Pedagang dapat saja melakukan beberapa ulah nakal -misalnya dengan menimbun barang- sehingga menjadikan harga suatu kebutuhan masyarakat menjadi mahal. Walau demikian, dampak dari penimbunan itu hanya terjadi dalam skala sempit. Adapun nilai tukar dinar atau nilai jual barang lain tetap stabil. Karena itu terbukti harga jual emas sepanjang sejarah seakan tidak pernah berubah. Kalaupun terjadi perubahan, maka sejatinya perubahan itu terjadi pada nilai jual mata uang kertas yang anda gunakan untuk membeli emas.

3) Ruang perdagangan mata uang dinar lebih sempit, terlebih bila dinar menjadi mata uang global. Dengan demikian, ruang gerak para spekulan yang hobi mengambil keuntungan pribadi benar-benar terbatas.

Karena itu, ketika krisis ekonomi global melanda mayoritas negara, para pakar ekonomi, mengusulkan adanya satu mata uang global yang diterima di seluruh negara. Tentu yang paling tepat menjadi mata uang global ialah dinar atau dirham.

Semoga paparan singkat di atas, dapat membuka sudut pandang anda tentang syari'at islam dalam hal keuangan. Islam lebih menekankah pada metode dan bukan pada bahan baku, bentuk atau hal-hal serupa lainnya. Karena itu, hadits yang saya sebutkan di atas dengan gamblang menggambarkan bahwa praktek riba bisa saja terjadi pada mata uang dinar dan dirham. Ini bukti nyata bahwa biang utama permasalahan keuangan terletak pada metode dan perilaku masyarakat  dan bukan pada fisik mata uang atau bahan bakunya. Wallahu Ta'ala a'alam bis shawaab. (Sinopsis artikel "Uang Kertas Penyebab Krisis", Majalah Pengusaha Muslim edisi 28)

--------

Keterangan  yang baru saja Anda simak adalah sinopsis dari artikel yang ditulis oleh Dr. Muhammad Arifin Baderi. Artikel ini telah dimuat di majalah Pengusaha Muslim edisi 28, yang secara khusus mengupas tentang konsep mata uang dalam islam.

Bagi Anda yang ingin mendapatkan wawasan lebih lengkap tentang konsep mata uang, bisa mendapatkan e-magazine edisi ini di: http://shop.pengusahamuslim.com

Terima kasih...

Semoga bermanfaat...

Copyright © 2012 Yayasan Bina Pengusaha Muslim, All rights reserved.
Anda menerima email ini karena adalah pembaca website PengusahaMuslim.com
Our mailing address is:
Yayasan Bina Pengusaha Muslim
Jl. Kaliurang KM 6,5
Yogyakarta 55581
Indonesia

Sabtu, 16 Juni 2012

Catatan Dahlan Iskan

Jika semua yang kita kehendaki terus kita MILIKI, darimana kita belajar IKHLAS
Jika semua yang kita impikan segera TERWUJUD, darimana kita belajar SABAR
Jika setiap doa kita terus DIKABULKAN, bagaimana kita dapat belajar IKHTIAR.
Seorang yang dekat dengan Tuhan, bukan berarti tidak ada air mata
Seorang yang taat pada Tuhan, bukan berarti tidak ada kekurangan
Seorang yang tekun berdoa, bukan berarti tidak ada masa sulit
Biarlah Tuhan yang berdaulat sepenuhnya atas hidup kita, karena Dia tahu yang tepat untuk memberikan yang terbaik.
Ketika kerjamu tidak dihargai, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KETULUSAN
Ketika usahamu dinilai tidak penting, maka saat itu kamu sedang belajar KEIKHLASAN
Ketika hatimu terluka sangat dalam.., maka saat itu kamu sedang belajar tentang MEMAAFKAN.
Ketika kamu lelah dan kecewa, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KESUNGGUHAN
Ketika kamu merasa sepi dan sendiri, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KETANGGUHAN
Ketika kamu harus membayar biaya yang sebenarnya tidak perlu kau tanggung, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KEMURAHAN HATI.
Tetap semangat...Tetap sabar....Tetap tersenyum...! Karena kamu sedang menimba ilmu di UNIVERSITAS KEHIDUPAN.
TUHAN menaruhmu di "tempatmu" yang sekarang, bukan karena "KEBETULAN".
Orang HEBAT tidak dihasilkan melalui kemudahan, kesenangan, dan kenyamanan
MEREKA dibentuk melalui KESUKARAN, TANTANGAN & AIR MATA.
______
(Disadur dari Buku "Sepatu Dahlan")

Jumat, 15 Juni 2012

5 Pearls of Wisdom from Warren Buffett


Warren Buffett adalah investor dan pengusaha Amerika yang masuk dalam daftar orang terkaya sedunia. Berikut ini Warren membagikan kiat-kiatnya dalam menjalani hidupnya yang sukses:

Pearls of Wisdom 1: Percaya pada Diri Sendiri
"Saya selalu yakin suatu saat nanti saya akan kaya. Saya tidak pernah meragukan keyakinan itu." Dari kecil, Warren adalah pribadi yang pemalu tapi dia selalu mempercayai dirinya. Ia tahu betul kemampuannya dan punya keyakinan dan keberanian untuk mengikuti kata hatinya ketika memang diperlukan. Hal ini sudah tertanam dalam dirinya sejak kecil. Ayahnya mengajarinya bahwa penting untuk mendengarkan dirinya sendiri dibanding meminta pendapat orang lain.

Pearls of Wisdom 2: Terus Belajar
Warren Buffett adalah penggemar berat Benjamin Graham, Bapak Investasi Nilai. Warren selalu belajar hal-hal baru dari tokoh-tokoh panutannya di bidang investasi sepanjang hidupnya. Ia juga menghabiskan masa kecilnya dengan membaca semua bacaan tentang investasi dan kerja kerasnya ini terbayarkan dengan kesuksesan besarnya. Maka itu, jangan takut untuk belajar hal-hal baru. Warren terus belajar dari orang-orang di sekitarnya selama hidupnya dan tidak pernah sekali pun berpikir dirinya sudah tahu semua hal.

Pearls of Wisdom 3: Jalani Hidup Sederhana
Meski punya kekayaan miliaran dolar, Warren hanya memakai uangnya sebesar $100.000 (sekitar Rp946.800.000) per tahun untuk kebutuhan hidupnya. Warren akan mengawasi pengeluarannya seperti seekor elang dan selalu tahu betul uangnya dipakai untuk keperluan apa saja. Sepanjang hidupnya, ia tak pernah menuruti kata hatinya untuk membeli barang-barang mewah meski dia menjadi salah satu orang terkaya di dunia.

Pearls of Wisdom 4: Berhati-hati dalam Berteman
"Lebih baik bergaul dengan orang-orang yang lebih baik dari kita. Pilihlah teman dan rekan yang perilakunya lebih baik dari perilaku kita dan kita pun akan terpengaruh karenanya." Warren Buffett selalu berkumpul dengan orang-orang sukses lainnya dan akan meminta nasihat dari mereka yang lebih cerdas darinya. Ia tahu betul jika dirinya bergaul dengan orang-orang sukses, sikap mereka, energi positif dan kesuksesan mereka akan memberikan pengaruh padanya.

Pearls of Wisdom 5: Ada yang Lebih Berharga dari Uang
Warren tidak memandang uang sebagai satu-satunya penentu kesuksesan seseorang. "Saat Anda sudah mencapai usia setua saya, Anda akan menilai kesuksesan Anda dalam hidup dari berapa banyak orang yang menyayangi Anda. Itulah penguji utama seberapa kualitasnya hidup Anda."

Kamis, 14 Juni 2012

Pengantar Conference II TDA – "Taktik Pindah Kuadran dengan Cantik" – oleh Budi Rachmat


Rekan sekalian…..,
Tulisan ini adalah pengantar untuk conference II – TDA…
Hari: Jumat, 26 Mei 2006.
Jam : 14.00 s/d 16.00
Y!M saya: budi_rachmat
Moderator: 
kybenk@yahoo.com
Topik “Taktik pindah kuadran dengan cantik”…
yang memberikan judul topiknya adalah pak Adly “kybenk@yahoo.com“…. jadi saya ikutin aja….!!!
sebelum conference…. mohon dibaca dulu “Wealth Strategy ala Kiyosaki” tulisan 1,2,3 dan 4….
Pengantar:
“Triger” kenapa saya mulai berpikir lebih serius untuk keluar dari pekerjaan saya…. adalah kelahiran anak saya ke-3, Talitha Alisya pada tahun 2002.
Karena pada tahun 2015 nanti… “by system”… saya harus pensiun… Pada saat pensiun itu…. Alisya belum berumur 15 tahun…. secara “tanggung-jawab” saya masih wajib membiayainya 10 tahun lagi (sampai usia 25 tahun-an)…. belum lagi biaya untuk ke 2 kakaknya, Dira Sabrina (lahir tahun 1993) dan Ranisha Calluella
(tahun 2000).
Saya cek ke “HRD”/personalia/penggajian…. berapa sich uang pensiun yang akan diterima…???… ada 2 kemungkinan…:
a. “lump-sum”…. terima “sekali gede”… trus ga dapet lagi…. b. terima uang pensiun bulanan…. yang besarnya -+ 1/5 atau 1/6 dari “take home pay” terakhir….
pikiran saya… klo bulan depan saya pensiun… apa yang bisa saya perbuat…???
a. klo terima “lump-sum”… mo diapain… usaha? Usaha apa? Apakah sekali usaha pasti berhasil? Gimana klo ga berhasil…? cari kerjaan lagi…??
… padahal “fixed income” sudah tidak ada….
… padahal saat itu sudah “berumur”……….
… bagaimana saya harus “bersaing” dengan yang muda2….
b. klo saya terima uang pensiun (1/5 atau 1/6 dari gaji saya sekarang)… apa yang bisa saya kurangi dari Expenses saya sehingga uang pensiun tersebut dapat
mencukupi… tidak saja hidup saya sekeluarga… tapi juga cukup untuk membiayai anak2 saya…
Dalam hati… “positive thinking” aja… khan masih 15 tahun lagi… tapi…
Dalam hari… “thinking”nya sich positive…. tapi…
apakah saya harus “MENUNGGU NASIB”……………!!!
apakah saya harus “MENUNGGU WAKTU”……………!!!
apakah saya harus “BERGANTUNG” pada pihak lain…!!!
lalu… membatin… “APA SICH MAU LOE, BUD….???”
eee…. ternyata… saya ga tau…. “apa kemauan saya”….
… apa TUJUAN…………
… apa TARGET…………
… apa VISI…………..
… apa IMPIAN…………
… apa KEMAUAN………..
… (apapun namanya)……
Sejak itu (tahun 2002)…. saya dengan kesadaran penuh (dengan sengaja) mencari “apa kemauan saya”…. dan “tempat” untuk mencari tau “apa kemauan saya” adalah;
- seminar2 motivasi… antara lain dari TDW…
- buku2 motivasi……
- buku2 orang terkenal/sukses…
- networking/MLM……
Dsb.dsb.dsb.
Pada saat itu saya baca buku Kiyosaki antara lain:
- Rich Dad, Poor Dad……….
- Cashflow Quadrant………..
- Retire Young, Retire Rich…
Dari ke-3 buku ini saya “liat” tulisan/buku2 Kiyosaki
sangat komprehensif (lengkap)…
… Ada cara “mencari tujuan”……,
… ada cara “mencapai tujuannya”..,
… ada mengenai “team”…………,
… ada mengenai “perusahaan”……,
… ada mengenai “hutang”……….,
… ada mengenai “investasi”…….,
dsb.dsb.dsb.
jadi “berkomitmen” untuk membaca buku2 Kiyosaki lainnya dan…. saya “berkomitmen” untuk meng-implimentasi-kan dalam kehidupan finansial saya….
Saya tidak mau “MENUNGGU NASIB”……………!!!
Saya tidak mau “MENUNGGU WAKTU”……………!!!
Saya tidak mau “BERGANTUNG” pada pihak lain…!!!
Lalu…. saya tentukan visi/impian/kemauan/target/sasaran saya, yaitu;
- bulan Mei 2005…. Active + Passive Income saya 3xlebih besar daripada Expenses saya
- bulan Mei 2008…. Passive Income saya 3x lebih besar daripada Expenses saya.
- bulan Mei 2010…. Passive Income saya “sustainable” 3x lebih besar daripada Expenses saya.
Fokus saya (Kiyosaki) adalah pada INCOME/cashflow….,
Maka pada tahun…;
2002: saya beli properti Rasuna-2 lalu disewakan……. (saya masih bekerja)…  Passive Income nich, klo gitu bener (terbukti) nich katanya Kiyosaki mengenai Passive Incoem… maju terus….
2002: bulan Nov…. negosiasi dengan waralaba Alfamart selesai… tinggal melakukan persiapan (bikin PT, SIUP, TDP dan NPWP)…
2003: bulan April saya keluar dari kerjaan…. gaji stop…
2003: bulan Mei waralaba Alfamart dimulai… saya hidup dari tabungan selama 6 bulan… tapi saya tau berapa kira2 yang akan saya terima dan kapan akan
saya terima… (berinvestasi pada Asset)… maka…
2003: bulan Nov mulai terima hasil-usaha Alfamart ke-1… pada saat ini Income saya sudah lebih besar dari gaji saya (tapi belum 3x > dari Expenses)…. saya maju
terus…. mengejar “sasaran/impian/target/kemauan” saya….
2004: bulan April, saya ambil Yogen Crepes ke-1…..

Sampai saat ini…. saya belum berhutang…., menurut Kiyosaki…. bahwa “Hutang adalah alat untuk akselerasi”….Saya ambil “kuliah” di Enterprise University… ketemu pak Purdie…. yang juga berpendapat serupa dengan Kiyosaki… mengenai hutang….
2005: bulan Januari, saya ambil Alfamart ke-2… dengan hutang dari Bukopin…
Sampai disini…. modal saya sudah “habis”…. Habis diinvestasikan ke Asset….. hasilnya…. INCOME/Cashflow saya cukup tinggi…
catatan:
- saya baru berhutang pada bulan Jan 2005, tapi persiapan berhutang sudah saya lakukan pada bulan Nov 2002… dengan membentuk PT…. dan bulan Mei 2003… dengan mempersiapkan “track-record” PT saya…. yaitu lap Keuangan (yang semuanya dikerjakan oleh si master franchise). Oleh sebab itu, proses permohonan kredit saya relatif cepat…. yaitu hanya dalam waktu -+ 1bulan… sudah disetujui…
Sepanjang pemahaman saya bank akan memberikan pinjaman dilihat dari minimal 2 sisi;
1. kita mempunyai kemampuan mencicil… terlihat dari catatan cashflow/Keuangan kita (PT kita)…, dan…
2. mempunyai koleteral…. jika… sekali lagi jika…. ternyata kita tidak mampu melunasi hutang kita….
- cash-out saya untuk investasi ini hanya sebesar 17% (yang saya kumpulkan dari “kelebihan Cashflow” saya), sisanya pinjaman bank… dengan jaminan properti
saya…. (leverage properti… yaitu mendapat uang sewa… mendapat hasil-usaha dari Alfamart ke-2…)
Think BIG…….START small…..And DO ACTION…
2005: bulan Januari…. saya mulai “belajar” Paper Asset…. Menurut Kiyosaki… modal dapat “dicari/diperoleh” dari Paper Asset….Ingat…. “3 Kendaraan berinvestasi” (dalam “Wealth Strategy ala Kiyosaki”).
2005: bulan Februari, saya ambil Yogen Crepes ke-2…
MEI 2005: saya mencapai target saya…., yaitu: Active + Passive Income saya 3xlebih besar daripada Expenses saya. Catatan: Expenses disini…, sudah termasuk kewajiban ke bank…
2005: bulan Oktober, saya mulai berinvestasi di Paper Asset….Catatan: Hasil investasi di Paper Asset tidak saya catat sebagai Income…
Tapi saya buat catatan tersendiri untuk….mengumpulkan modal…Jadi saat ini… modal saya kumpulin dari hasil investasi di Paper Asset dan kelebihan Cashflow yang saya terima setiap bulannya….
2005: bulan Nov…., properti Rasuna-1 saya disewakan…. Properti ini sudah saya miliki sejak tahun 1996 (? Klo ga salah…, sebelum membeli properti Rasuna-2)… tapi selama ini saya (kadang2) gunakan pada saat “week-end” saja…  Selama ini menjadi Liability… sekarang sudah menjadi Asset….
2006: mulai bulan Januari…. saya memiliki/”mengangkat” konsultan Keuangan dan Pajak….yaitu ibu Holijah Siregar….FYI, ibu Holijar adalah Konsultan Keuangan dan Pajak untuk; – Robert T.Kiyosaki ketika datang ke Indonesia pada bulan Oktober 2003 yll. – Pak TDW….
Saya sadar bahwa saya belum “sebesar” pak TDW….tapi… spirit man….
Think BIG…….START small….. And DO ACTION…
2006: bulan Maret, buka toko di Pusat Grosir METRO Tanah Abang…. 2006: bulan April, buka toko/counter voucher n hp………..
Catatan: Ke-2 usaha ini…. ke-2 toko ini…. adalah untuk pertama-kalinya saya berinvestasi di LIABILITY…. tapi…. tentu saja… saya punya ekspektasi/harapan/impian…. terhadap usaha ini…
Karena, saya pikir2…. sampai saat ini…. saya belum punya usaha-sendiri… apa yang selama ini saya kerjakan…. “lebih-kurang” adalah masalah “Asset
Management”…. yaitu “memastikan” bahwa harta saya; – yang dapat menghasilkan Income….ya menghasilkan Income…  – yang tidak bisa menghasilan Income… ya ga pa2….tapi saya tahu…. saya sadar betul akan hal ini….
saya pernah nulis….”… memang klo “tujuan”nya udah tau…. “bagaimana caranya” akan datang dengan sendirinya…”
Saya udah tau (tepatnya “udah merasakan”)… apa “tujuan” (target/sasaran dan kapan-nya) dari berinvestasi di ke-2 toko tsb… Tapi “gimana caranya” ya….????
Pada saat itu…. “Action International”…. datang (dengan sendirinya)… he…he…he…
Kadang2 saya berpikir…. apakah ini (Action Intl) adalah bagian dari plan-nya pak Roni… atau… plan “yang di atas”….
2006: target/sasaran saya pada tahun ini….. memiliki 1 properti dan/atau 1 Alfamart lagi…
MEI 2008: saya harapkan dapat mencapai target saya…., yaitu: Passive Income saya 3x lebih besar daripada Expenses saya.
MEI 2010: target/sasaran/visi/kemauan/impian/tujuan saya adalah….  Passive Income saya “sustainable” 3x lebih besar daripada Expenses saya.
Saya akui… saya sadari…. bahwa “jalan” yang saya tempuh cukup (sangat) ber-resiko… tapi ini adalah pilihan saya….
saya mau KAYA (secara finansial)…..
yang kita bicarakan di atas adalah masalah finansial lho…. … bukan masalah ahlak….., … bukan masalah sosial…., … bukan masalah agama…..,
Semata-mata masalah finansial……………!!! Hanya salah satu sisi dari kehidupan kita…!!!
Mohon doa restunya.

Pertanyaan Heraklius tentang rahasia kekalahan pasukan Romawi


Pertanyaan Heraklius Tentang Rahasia Kekalahan Pasukan Romawi
Eramuslim.com | Media Islam Rujukan,
Al-Walid bin Muslim berkata, Telah berkata kepadaku orang yang langsung mendengar dari Yahya al-Ghassani yang mendengar cerita dari dua orang lelaki dari kaumnya, keduanya berkata, “Ketika Kaum Muslimin turun memasuki Jordania, kami saling berkata sesama kami bahwa Damaskus akan dikepung. Kamipun berangkat berusaha mendapatkan informasi yang sebenarnya. Ketika kami dalam keadaan demikian tiba-tiba datanglah utusan pendeta menyuruh kami untuk menghadapnya, kami segera datang menemuinya. Dia bertanya kepada kami, “Apakah kalian berdua dari warga Arab?” Kami menjawab, “Ya!”
Kemudian dia bertanya lagi, “Apakah kalian berdua beragama Nasrani?” Kami menjawab, “Ya!” Dia berkata, “Hendaklah salah seorang dari kalian pergi mencari informasi mengenai kaum muslimin dan lihat bagaimana kondisi mereka? Sementara yang lainnya hendaklah bersiap-siap menjaga harta saudaranya.” Salah seorang dari kami masuk mengintai. Tak berapa lama dia kembali kepada pendeta memberitahukan apa yang dilihatnya sambil berkata, “Aku datang membawa berita kepadamu tentang suatu kaum yang lembut. Mereka mengendarai kuda yang telah tua dan lemah, pada malam hari mereka laksana rahib-rahib ahli ibadah dan di siang hari mereka adalah penunggang kuda yang tangguh. Mereka sibuk memperbaiki anak panah dan meruncingkan tombak. Jika engkau mengajak teman dudukmu untuk berbicara maka ia tidak akan paham apa yang engkau katakan disebabkan riuh-rendahnya suara mereka membaca al-Qur’an dan berdzikir.”
Setelah itu sang pendeta berkata kepada para sahabatnya, “Telah datang kepada kalian suatu kaum yang tak mungkin dapat kalian kalahkan.”Ahmad bin Marwan al-Maliki meriwayatkan dalam al-Mujalasah, dia berkata, Telah berkata kepada kami Abu Ismail at-Tirmizi, dia berkata, Telah berkata kepada kami Abu Muawiyah bin Amru dari Abu Ishaq, dia berkata, “Tidak satupun musuh yang dapat duduk tegar di atas untanya ketika berhadapan dengan para sahabat Nabi. Ketika berada di Anthakiyah, Heraklius bertanya kepada para pasukan Romawi yang kalah perang, “Celakalah kalian, beritahukan kepadaku tentang musuh yang kalian perangi. Bukankah mereka manusia seperti kalian juga?” Mereka menjawab, “Ya!” Heraklius kembali bertanya, “Apakah jumlah kalian lebih banyak daripada jumlah mereka atau sebaliknya?” Mereka menjawab, “Jumlah kami lebih banyak berlipat ganda dari jumlah mereka di setiap tempat.” Heraklius bertanya lagi, “Jadi kenapa kalian kalah?”
Maka salah seorang yang dituakan dari mereka menjawab, “Kami kalah disebabkan mereka shalat di malam hari, berpuasa di siang hari, mereka menepati janji, mengajak kepada perbuatan ma’ruf mencegah dari perbuatan mungkar dan saling jujur sesama mereka. Sementara kita gemar meminum khamr, berzina, mengerjakan segala yang haram, menyalahi janji, menjarah harta, berbuat kezhaliman, menyuruh kepada kemungkaran, melarang dari apa-apa yang diridhai Allah dan kita selalu berbuat kerusakan di bumi.” Mendengar jawaban itu Heraklius berkata, “Engkau telah berkata benar.

Senin, 11 Juni 2012

Sudhamek AWS Pandang Happines dari Duniawi dan Spiritual


CEO Garudafood, Sudhamek AWS melihat happiness dari dua angle. Dari sisi duniawi (ekonomi) dan non duniawi (spiritual). Dari sisi ekonomi, happiness merupakan hasil bagi dari possession (yang dimiliki) dengang desire (keinginan). Penafsiran dari hukum ekonomi adalah untuk meningkatkan kebahagiaan maka prosentase possession harus ditambah. “Nah, ini yang saya tidak setuju. Dari pandangan seorang Budhis, secara spiritual, untuk mencapai kebahagiaan yang harus dikendalikan adalah desire-nya,” ujar Sudhamek yang juga Ketua Umum Majelis Budhayana Indonesia ini. Setinggi apa pun possession ditingkatkan kalau desire-nya liar, maka hasil baginya tidak akan ketemu.
Sudhamek AWS
Contohnya, masyarakat yang hidup di pedesaan. Meski secara financial kehidupan mereka sangat minimal, tetapi mereka bersahaja dan tidak memiliki keinginan (desire) yang neko-neko maka mereka jauh lebih bahagia dari orang-orang sukses di kota-kota. “Saya memaknai happiness secara berbeda. Memang, possession harus berkembang, tetapidesire harus di-manage,” katanya.
Konsep lain tentang kebahagiaan yang diyakini Sudhamek adalah kemampuan mengendalikan keadaan. Yakni, keadaan sebab-akibat. Dalam kondisi ini, segala sesuatu pasti ada penyebab yang mengakibatkan sebuah peristiwa. Misalnya, belum lama ini Sudhamek bertemu anaknya yang mengeluh tentang beratnya beban pendidikan yang ditempuhnya. “Saya bilang, ini merupakan konsekuensi dari pilihan kamu sebelumnya,” kata dia. Karenanya, konsekuensi tersebut harus dihadapi dengan positiveatau negative thinking. “Kalau kita menerimanya dengan negativethinking, ya kita akan menderita,” jelasnya.
Intinya adalah bagaimana seseorang merespon sebuah stimulus akan menentukan kebahagiaan orang tersebut. Sudhamek sepakat dengan teori psikologi logotherapy yang dikembangkan oleh Viktor Frankl. Yakni, teori untuk memaknai sebuah stimulus. Tahap memaknai ini ada di antara stimulus dan respon. “Sebelum merespon sebuah stimulus, ada tahapan memaknai yang disebut dengan the box of freedom,” katanya. Nah, the box of freedom ini ada di dalam masing-masing manusia. Tergantung apakah mau merespon stimulus dengan negatif atau positif. “Pada konsep ini, kebahagiaan bergantung pada pikiran masing-masing,” kata dia. Karena itu, Sudhamek akan merasa tidak bahagia apabila dirinya tidak bisa mengendalikan pikirannya untuk merespon sebuah keadaan.
Sementara, dirinya akan merasa bahagia apabila mampu memberikan manfaat bagi orang lain: keluarga, lingkungan, dan rekan kerja juga karyawan. “Bila yang kita lakukan mampu memberi manfaat bagi orang lain, itu sangat membahagiakan,” jelas dia.
Lalu bagaimana Sudhamek menerapkan konsep kebahagiaan tersebut di dalam perusahaan? Menurut dia, perusahaan harus bertumbuh untuk tetap bertahan. Namun, pertumbuhan tersebut tidak perlu dipaksakan. “Kalau kita berpikir, sebuah target pertumbuhan mau-tidak mau harus dicapai dan kemudian tidak tercapai seperti yang ditargetkan, maka pada saat itulah kita akan menderita,” ujarnya. Tetapi, akan berbeda bila cara berpikirnya diubah menjadi, “oke saya akan bertumbuh, saya akan kerjakan sebaik-baiknya dengan team work yang baik. Kalau kemudian tidak tercapai maka respon sikap mental kita menjadi lebih besar, tidak menderita,” terangnya.
Dalam masing-masing karyawan juga diterapkan konsep happiness. Sudhamek percaya bila karyawan bahagia maka kinerja karyawan dan perusahaan juga akan meningkat. Misalnya, baru-baru ini Garudafood membuat Model Leader Development Program. Melalui program ini, karyawan dibantu untuk menemukan pekerjaan sesuai dengan calling (panggilan)-nya. Apabila karyawan ditempatkan pada bidang yang sesuai dengan kecintaannya, maka mereka akan bekerja dengan perasaan bahagia.
Garudafood juga membangun manusia yang kompeten sekaligus saleh (spiritual). Menurut Sudhamek, seseorang yang saleh lebih mampu mengendalikan pikiran untuk merespon keadaan. “Dari kesalehan akan muncul kreatifitas dan melahirkan karya-karya besar karena karyawan bekerja dengan nyaman, tentram dan bahagia,” jelas dia. Contoh konkretnya, setiap akan memulai rapat, anggota tim Garudafood diajak untuk mengatur pernafasan. Tujuannya, untuk membuat pikiran karyawan berada pada kondisi saat ini dan di tempat ini. “Kadang, yang membuat tidak bahagia itu karena pikiran kita melayang ke masa lalu atau masa depan,” katanya. Memikirkan masa lalu dan/atau masa depan hanya akan memunculkan romantika dan juga kekhawatiran akan masa depan. “Maka itu, kita kembalikan pikiran mereka pada saat ini dan di tempat ini,” terangnya.