Senin, 26 Desember 2011

BUATLAH HARTA LEBIH BERMANFAAT



ياايها الذين امنوا انفقوا مما رزقناكم من قبل ان يأتي يوم لا بيع فيه ولا خلة ولا شفاعة والكافرون هم الظالمون”’’
 “Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah SWT) sebagian dari rezeki yang kami berikan pada kalian sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan persahabatan yang akrab dan syafaat, dan orang-orang kafir itulah yang zhalim.” (QS. Al-Baqarah: 254)
Segala puji bagi Allah SWT yang menciptakan langit dan bumi. Sang Khaliq yang Maha dari segala-galanya bahkan walaupun seluruh yang merasa Maha di bumi ini berkumpul untuk melawan Allah SWT tidak akan mampu melawan-NYA termasuk seluruh Mahasiswa dan penulis hitam di atas putih ini karena saya adalah Maha juga tapi bukan Maha Kuasa melainkan Mahasiswa. OKI (oleh karena itu) tak ada daya bagi seorang manusia untuk menyembah selain Allah yang Maha Esa sebab segala sesuatu datangnya dari Tuhan yang Maha Esa.
Perlu diketahui bahwa anak manusia hidup di dunia ini mempunyai visi dan misi menuju kehidupan yang sebenarnya yaitu kehidupan akhirat yakinlah bahwa hidup sesudah mati benar-benar ada, itu pemahaman kaum muslimin. Mengapa saya katakan demikian karena boleh jadi ada di antara kaum atheis (hidup tanpa Tuhan) yang berkeyakinan bahwa hidup setelah mati adalah sesuatu yang nihil.
Sebelum melangkah lebih lanjut tulisan ini dimulai dengan firman Allah di atas, sebuah firman kepada orang-orang yang beriman dan merupakan perintah untuk menafkahkan sebagian harta yang kita miliki di jalan Allah SWT dengan hati yang ikhlas bukan dengan harapan ingin disebut sebagai orang dermawan. Mungkin di era globalisasi ini ada manusia yang selalu mencari keuntungan bunga dalam menabung harta, mencari BANK yang lebih berbunga atau mengincar hadiah-hadiah yang akan dibagikan Bank sekarang adalah sesuatu yang ikhtilaf riba atau bukan…? Perlu dikaji lebih lanjut.
Namun segala sesuatu yang ada di muka bumi ini akan fana, musnah, termasuk harta benda yang kita miliki, Mobil Mewah, Motor, Rumah Mewah, Perusahaan, Kulit Mulus, Muka yang cantik, ganteng semuanya akan musnah, boleh jadi semua yang disebut di atas hanya dinikmati di dunia yang penuh dengan sandiwara.
Wahai para saudaraku seiman dan seagama yang disayangi oleh Allah, teringat dalam salah satu kuliah yang dibawakan oleh Dr. Mohamammad Rafi’ (Dosen Univ. Sidi Mohammed Ben Abdellah Maroko) mengatakan الشريعة مصلحة  bahwa syariat itu selalu dan akan mengandung manfaat atau kemaslahatan. Oleh karena itu camkan bahwa setiap yang diperintahkan melalui Al-Qur’an dan Al-hadits maka ikutilah insya Allah akan mengantarkanmu menuju kebahagiaan hakiki yaitu kehidupan syurga. Berinfaq misalnya, sudah sekian banyak ayat dalam Al-Qur’an senantiasa memerintahkan untuk memberikan sebagian harta di sabilillah. “Perumpamaan orang-orang menafkahkan hartanya di jalan Allah (dalam urusan agama)  serupa dengan sebutir benih menumbuhkan tujuh butir (Tangkai), pada tiap-tiap butir terdapat 100 biji, Allah melipatgandakan (pahala) bagi siapa yang ia kehendaki.” (Al-Baqarah ayat, 261)
Subhanallah walillahihamdu, betapa banyaknya pahala jika kita menafkahkan harta dalam urusan agama, resapilah makna ayat di atas diumpamakan menanam 1 pohon lalu tumbuh hingga bertangkai sebanyak 7 tangkai lalu setiap tangkai terdapat 100 buah.  Itulah perumpamaan pahala menafkahkan harta di jalanNya. Dalam ayat terakhir terdapat kalimat ” “والله يضاعف لمن يشاء Allah SWT akan melipatgandakan pahala bagi yang ia kehendaki. Bermakna jika seorang mukmin menafkahkan dibarengi niat yang tulus Lillahi ta’ala maka akan mendapatkan pahala sesuai keinginan Allah melebihi yang disebutkan di atas.
Termasuk kunci-kunci rizki adalah memberi nafkah kepada orang yang sepenuhnya menuntut ilmu syariat (agama). Dalil yang menunjukkan hal ini adalah hadits riwayat At-Tirmidzi dan Al-Hakim dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu bahwasanya ia berkata:
“Dahulu ada dua orang saudara pada masa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Salah seorang daripadanya mendatangi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan (saudaranya) yang lain bekerja. Lalu saudaranya yang bekerja itu mengadu kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Mudah-mudahan engkau diberi rizki dengan sebab dia”
Dalam hadits yang mulia ini, Nabi yang mulai Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan kepada orang yang mengadu kepadanya karena kesibukan saudaranya dalam menuntut ilmu agama, sehingga membiarkannya sendirian mencari penghidupan (bekerja), bahwa semestinya ia tidak mengungkit-ungkit nafkahnya kepada saudaranya, dengan anggapan bahwa rizki itu datang karena dia bekerja. Padahal ia tidak tahu bahwasanya Allah membukakan pintu rizki untuknya karena sebab nafkah yang ia berikan kepada saudaranya yang menuntut ilmu agama secara sepenuhnya.
Maka beruntunglah bagi seorang mukmin yang senantiasa menafkahi orang-orang yang menuntut ilmu syariat Islam, menuntut ilmu agama Allah, menafkahi pelajar atau mahasiswa yang sedang menuntut ilmu agama Islam.  Imam Al-Ghazali berkata: “Ia harus mencari orang yang tepat untuk mendapatkan sedekahnya. Misalnya para ahli ilmu. Sebab hal itu merupakan bantuan baginya untuk (mempelajari) ilmunya. Ilmu adalah jenis ibadah yang paling mulia, jika niatnya benar.”
Ditambah lagi Firman Allah in the holy Qur’an:
من ذا الذي يقرض الله قرضا حسنا فيضاعفه له أضعافا كثيرا
“Siapa yang mau memberi pinjaman kepada Allah, dengan pinjaman yang baik (Menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipatgandakan pembayaran kepadanya, dengan lipat ganda yang banyak…” (QS. Al-Baqarah: 245)
Wahai saudara-saudaraku yang dicintai Allah jika kalian menafkahkan harta untuk urusan agama Islam maka sama halnya meminjamkan Allah, maka sudah menjadi hak Allah untuk membayarnya dengan melipatgandakan. Inilah tabungan yang sesungguhnya yang abadi selama hati disinari dengan niat yang ikhlas boleh dikata ini BANK Allah SWT yang tak akan pernah dibobol oleh anak manusia seperti apa yang telah dilakukan oleh para pegawai bank swasta di Negara kita Indonesia. “Mari menafkahkan sebagian harta fi sabilillah atau dalam urusan agama insya Allah, Allah akan selalu memperbanyak rezeki kita”. Pernah suatu ketika penulis bersedekah sebanyak 3 dirham mata uang maroko tiba-tiba tiga 3 hari kemudian saya diberi seorang dosen sebanyak 300 dirham Subhanallah itu merupakan keajaiban bagiku. Wallahu alamu Bishowab.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar