Dengan begitu banyaknya pilihan
investasi yang sering ditawarkan orang ke Anda, kadang tidak mudah bagi seorang
professional sekalipun untuk menentukan pilihannya – apalagi bagi masyarakat
awam. Pengelola dana-dana investasi pada umumnya mengembangkan trik-trik
tersendiri yang dibangun berdasarkan skills dan pengalamannya. Di antara
trik-trik tersebut, saya pilihkan yang paling mudah dan kemudian saya
sederhanakan dalam tulisan ini – menjadi sedemikian mudah dan sederhana –
karena mirip dengan permainan kelereng sewaktu kita kecil.
Waktu kecil dahulu, saya suka sekali
bermain kelereng di kampung. Untuk menyimpan kelereng yang jumlahnya banyak,
perlu kotak tersendiri. Kelereng-kelereng yang paling sering saya gunakan untuk
bermain – untuk gacoan misalnya – maka harus saya taruh di tempat paling atas
di dalam kotak agar mudah saya temukan. Bila posisinya tidak diatas akan perlu
waktu untuk mengaduk-aduk seisi kotak untuk menemukan gacoan ini.
Nah mengelola dana investasi adalah
mirip dengan mengelola kelereng dalam kotak tersebut. Sumbu-sumbu kotaknya
adalah profitability (sumbu x) , liquidity (sumbu y) dan solvability
(sumbu z). Setiap jenis investasi memiliki karakter tersebiri dalam hal profitability,
liquidity
dan solvability-nya. Ketiganya menentukan posisinya di dalam
kotak investasi atau saya sebut saja investment box.
Untuk mudahnya masing-masing sumbu
kita bagi dalam skala tiga saja yaitu rendah (1) , sedang (2) dan tinggi (3).
Posisi investasi tertentu di dalam investment box ditentukan oleh kordinat
xyz-nya. Lantas apa yang menentukan mana yang rendah, sedang dan tinggi di
masing-masing sumbu ? Masing-masing orang bisa punya cara tersendiri. Kalau
saya, yang saya gunakan saat ini adalah sebagai berikut :
Untuk profitability,
batasan yang saya gunakan adalah tingkat inflasi bahan pangan. Semua bentuk
investasi harus bisa mengalahkan inflasi bahan pangan yang rata-ratanya 12 %
selama lima tahun terakhir (Data BPS tahun 2006-2010, red-eramuslim). Bila
hasil investasi kurang dari inflasi bahan pangan, saya kategorikan hasil
investasi rendah. Sampai dua kali inflasi bahan pangan (24%) saya kategorikan
sedang, dan diatas itu baru tinggi.
Untuk liquidity adalah
apabila dana dari investasi tersebut bisa kita cairkan kapan saja kita butuhkan
– tanpa syarat, maka kategorinya tinggi (seperti kelereng yang berada di bagian
kotak paling atas !), bila memerlukan proses dan waktu tertentu saya
kategorikan sedang – dan bila pencairannya bersyarat – seperti ketika Anda mau
mencairkan dana asuransi harus mencapai usia tertentu atau Anda harus meninggal
dahulu misalnya – maka yang ini saya kategorikan rendah.
Untuk solvability
adalah bandingannya apabila ada pinjaman untuk modal investasi Anda tersebut.
Bandingannya adalah standar appresiasi harga emas yang berada di kisaran 20%
per tahun selama lima tahun terakhir. Mengapa emas yang saya gunakan untuk
standar ? karena pinjaman berbasis emas dan dikembalikan dalam bentuk emas
dengan jumlah yang sama inilah yang paling adil dan tidak mengandung riba. Bila
investasi Anda mampu melebihi apresiasi harga emas, maka pertumbuhan asset Anda
akan lebih dari cukup untuk mengembalikan pinjaman modal yang berupa emas –
maka jenis investasi ini yang saya kategorikan memiliki solvability
tinggi. Bila hanya pas-pasan di kisaran appresiasi emas saya kategorikan sedang
dan bila tidak cukup untuk mengembalikan pinjaman modal yang berupa emas – saya
kategorikan rendah dalam hal solvability karena makin lama hutang
makin tidak terbayar.
Dengan kriteria dan asumsi tersebut
diatas, maka marilah kita lihat posisi masing-masing contoh jenis investasi
yang ada di pasaran atau di lingkungan kita sebagai berikut
Asuransi
Untuk Asuransi, posisinya saya taruh
di koordinat (1,1,1) artinya profitability rendah (pada umumnya
dibawah inflasi bahan pangan), liquidity rendah karena pencairannya
pada umumnya bersyarat yaitu bila kita mencapai usia tertentu, bila kita
meninggal dlsb. Solvability juga saya kategorikan rendah karena hasil yang
lebih rendah dari apresiasi emas – Anda tidak mungkin bisa mengembalikan
pinjaman emas yang sama bila emas tersebut digunakan untuk membayar premi
asuransi.
Reksadana
Reksadana saya taruh dalam kordinat
(2,2,2) artinya profitability sedang – kadang bisa melampau inflasi bahan
pangan, liquidity sedang karena perlu proses tertentu untuk
mencairkannya, dan solvability juga sedang – kadang cukup
untuk mengembalikan pinjaman emas – kadang juga tidak.
Manufaktur
Ini asumsinya Anda berinvestasi
langsung di sektor produksi, posisinya saya taruh di koordinat (3,2,3). Dengan
asumsi Anda menerjuni bidang yang memang Anda kuasai, maka umumnya manufaktur
bisa dengan mudah memberikan tingkat keuntungan yang melebihi angka inflasi
bahan pangan sekalipun, namun dari sisi liquidity saya kategorikan sedang
karena tidak semua asset bisa dengan mudah dicairkan. Dari sisi solvability
saya kategorikan tinggi karena asset usaha pada umumnya akan tumbuh lebih cepat
dari appresiasi emas – karena dia adalah harta yang berputar.
Property
Untuk property saya taruh di
koordinat (2,1,2) , dia lumayan profitable bila dapat lokasi yang baik,
rendah dalam hal liquidity karena tidak mudah menjualnya
bila kita memerlukan dana dari investasi property ini. Dan dari sisi solvability
– kurang lebih tumbuh mirip dengan pertumbuhan harga emas.
Kebun
Untuk kebun saya taruh di koordinat
(3,1,3) yaitu sangat profitable bila ditangani oleh yang
memang memahami bidangnya, sebagai contoh satu batang benih pohon jinjing
harganya hanya Rp 1,000. Setelah lima tahun pohon ini bila tumbuh baik harganya
dengan mudah akan mencapai ratusan ribu. Liquidity-nya rendah karena hanya akan
bisa dipanen setelah mencapai usia tertentu – lima tahun atau lebih. Tinggi
dalam hal solvability karena didanai dengan pinjaman emas-pun
insyaAllah akan lebih dari cukup untuk mengembalikannya.
Deposito
Deposito saya taruh di posisi
koordinat (1,2,1), rendah dari sisi profitability karena semua Deposito
saat ini memberikan hasil yang lebih rendah dari inflasi bahan pangan. Sedang
dalam hal liquidity karena perlu waktu tertentu untuk mencairkannya,
dan rendah dalam arti solvability karena bila dana diposito
Anda diukur dari pinjaman emas – maka pinjaman tersebut akan semakin berat
untuk bisa dibayar dengan hasil deposito Anda.
Tabungan
Agak mirip dengan deposito, yaitu
rendah dalam hal profitability dan rendah pula dari sisi
solvability
tetapi tinggi dalam hal liquidity karena tabungan Anda bisa
dicairkan kapan saja. Maka posisi tabungan berada di koordinat (1,3,1).
Emas/Dinar
Emas/Dinar berada di posisi koordinat
(2,3,3), sedang dalam hal profitability, tinggi dalam hal liquidity
(bisa dijual kapan saja dan dimana saja ) dan tinggi pula dalam hal solvability.
Pinjaman emas/Dinar selalu dapat dibayar dengan emas/Dinar pula setiap saat.
Perdagangan
Inilah primadonanya investasi
langsung di koordinat (3,3,3), yaitu profitability-nya yang tinggi. Bila
modal Anda Rp 1 juta untuk berdagang dengan turnover awalnya Rp 1 juta per
minggu dan untung bersih yang Anda investasikan kembali adalah 1 %, maka pada
akhir tahun uang Anda menjadi Rp 1,000,000 x (1+ 1%) ^ 52 (52 minggu dalam satu
tahun !) = Rp 1,677,689. Liquidity tinggi karena harta para
pedagang yang terus berputar antara barang dagangan – uang – dagangan – dan
uang kembali begitu seterusnya. Solvability juga tinggi karena dia akan
terus mampu mengembalikan pinjaman modal yang dikukur dalam emas sekalipun.
Mungkin inilah yang menjadikan perdagangan itu 9 dari 10 pintu rizki !.
Dengan mengetahui posisi
‘kelereng-kelereng’ investasi tersebut, InsyaAllah Anda akan lebih mudah
menentukan komposisi investasi Anda. Memang tidak straight forward
Anda dapat langsung jump ke perdagangan – karena untuk ini
diperlukan skills yang perlu terus dikembangkan.
Sebaliknya juga demikian, asuransi
yang berada di kordinat (1,1,1) tidak harus serta merta ditinggalkan,
keberadaanya masih diperlukan untuk risk sharing atau taawun
– tolong menolong – dalam menghadapi risiko. Yang diperlukan hanyalah
memperjelas posisi, bahwa ketika Anda membeli asuransi adalah karena fungsinya
untuk bisa ber-taawun ini – sedangkan untuk investasinya, banyak yang lebih
menarik seperti alternatif-alternatif tersebut.
Contoh lain dari bentuk investasi
yang kurang menarik tetapi sangat kita butuhkan adalah tabungan di bank; dari
sisi profitability memang rendah – tetapi sampai saat ini
tabungan atau rekening koran di bank masih menjadi alternatif pengelolaan cash
kita yang paling efektif. Toh kita memang tidak perlu membawa atau menyimpan
tunai di bawah bantal kan ?. Jadi manfaatkan bank untuk keperluan cash
manajemen, pembayaran dan sejenisnya – tetapi untuk investasi gunakan pilihan
lain yang lebih menarik.
Dengan memahami kelemahan dari
masing-masing karakter investasi tersebut diatas, kita juga bisa melakukan
perbaikan-perbaikannya. Misalnya ketika saya menanam pohon jinjing saya tahu
bahwa saya tidak akan bisa mengharapkan hasilnya paling tidak sampai lima tahun
mendatang, maka untuk mengongkosi operasi day-to-day dan upah bagi yang merawatnya
sampai lima tahun yang akan datang – di kebon jinjing tersebut saya pelihara
kambing dan jamur. Susu kambing dan jamur dapat menjadi income harian yang
mengkompensasi investasi jinjing tersebut.
Lebih dari itu semua, Anda juga bisa
tidak setuju dengan letak kelereng-kelereng tersebut. Ini toh ‘kelereng’
investasi Anda sendiri, Anda bebas menentukan tempatnya dimana saja – asal Anda
memiliki kriteria atau pertimbangannya yang jelas.
Selamat bermain kelereng...:)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar