Terkadang kita tidak sadar bahwa komunikasi amat dipengaruhi oleh banyak hal. Akibatnya, komunikasi yang kita lakukan tidak berdampak seperti yang diharapkan,. Untuk menghindarinya, kita perlu mengenali penghambat keharmonisan komunikasi.
1. Terbiasa Bersikap Sungkan
Rasa sungkan muncul karena kita tidak berpikir positif sehingga membebani diri sendiri. Akibatnya kita menjadi tidak jujur dan tidak mengatakan yang seharusnya. Ambil contoh, saat atasan kita memberi pekerjaan yang berlebihan (overload). Pada saat itu kita perlu melakukan bargaining. Jangan sekedar menerima tapi mengomel di belakangnya. Seorang profesional harus selalu mendasarkan setiap keputusannya pada rasionalitas, bukan rasa sungkan.
Rasa sungkan muncul karena kita tidak berpikir positif sehingga membebani diri sendiri. Akibatnya kita menjadi tidak jujur dan tidak mengatakan yang seharusnya. Ambil contoh, saat atasan kita memberi pekerjaan yang berlebihan (overload). Pada saat itu kita perlu melakukan bargaining. Jangan sekedar menerima tapi mengomel di belakangnya. Seorang profesional harus selalu mendasarkan setiap keputusannya pada rasionalitas, bukan rasa sungkan.
2. Sulit Berkata “TIDAK”
Kita harus belajar untuk bersikap assertive, artinya : katakan Ya jika YA, dan Tidak jika TIDAK. Tentu dalam melakukannya kita harus melihat dengan siapa kita berhadapan. Memang ada beberapa orang yang sulit menerima kata “Tidak” maka kita harus mengutarakannya dengan halus disertai solusi alternatif. Misalnya saat menolak diajak makan malam (karena baru saja makan), kita dapat mengatakan, “Bole, tapi lain kali saja.” Dengan demikian orang yang bersangkutan akan berpikir kita menerima ajakannya, tapi waktunya kurang tepat.
Kita harus belajar untuk bersikap assertive, artinya : katakan Ya jika YA, dan Tidak jika TIDAK. Tentu dalam melakukannya kita harus melihat dengan siapa kita berhadapan. Memang ada beberapa orang yang sulit menerima kata “Tidak” maka kita harus mengutarakannya dengan halus disertai solusi alternatif. Misalnya saat menolak diajak makan malam (karena baru saja makan), kita dapat mengatakan, “Bole, tapi lain kali saja.” Dengan demikian orang yang bersangkutan akan berpikir kita menerima ajakannya, tapi waktunya kurang tepat.
3. Gengsi Meminta Maaf
Orang yang melakukan kesalahan adalah manusiawi; sedangkan orang yang gengsi meminta maaf adalah tidak manusiawi karena tidak menyadari keterbatasannya. Terkadang orang takut untuk meminta maaf karena takut harga dirinya akan turun, padahal orag yang berani meminta maaf adalah orang yang berjiwa besar. Dan itu adalah sesuatu yang etis.
Orang yang melakukan kesalahan adalah manusiawi; sedangkan orang yang gengsi meminta maaf adalah tidak manusiawi karena tidak menyadari keterbatasannya. Terkadang orang takut untuk meminta maaf karena takut harga dirinya akan turun, padahal orag yang berani meminta maaf adalah orang yang berjiwa besar. Dan itu adalah sesuatu yang etis.
4. Tidak Mampu Menguasai Emosi
Emosi tidak selamanya jelek, hanya kalau berlebihan ini yang tidak baik. Dalam banyak hal emosi sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Untuk itu kita harus memiliki toleransi terhadap segala perbedaan yang mungkin terjadi. Sebagai profesional, kita harus belajar mengendalikan emosi, sebab itu akan mempengaruhi citra diri kita. (sumber : berinet.com)
Emosi tidak selamanya jelek, hanya kalau berlebihan ini yang tidak baik. Dalam banyak hal emosi sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Untuk itu kita harus memiliki toleransi terhadap segala perbedaan yang mungkin terjadi. Sebagai profesional, kita harus belajar mengendalikan emosi, sebab itu akan mempengaruhi citra diri kita. (sumber : berinet.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar