Rabu, 25 April 2012

Keutamaan Air Zamzam (2)

Lalu seiring dengan perubahan zaman, Zamzam menjadi kian menua dan meredup, hingga suatu saat di mana Allah SWT berkenan membangkitkannya kembali melalui tangan Abdul Muthalib, kakek Rasulullah SAW, yang kemudian menggalinya.
Dalam konteks ini, Shafiyah binti Abdul Muthalib berkata, “Kami telah menggali Zamzam minuman Nabi Allah, di Tanah Suci yang dihormati untuk para jamaah haji. Dia hasil kibasan Jibril, yang tak pernah berhenti mengalir.”
Mengenai Zamzam ini, Wahb bin Munabbih pernah berujar, “Demi Tuhan yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, sungguh dia di dalam Kitab Allah adalah dijamin, sungguh dia di dalam Kitab Allah adalah anugerah (pemberian), sungguh dia di dalam Kitab Allah adalah minuman orang-orang baik, dan sungguh di dalam Kitab Allah dia adalah makanan dan obat penyakit.”
Ibnu Khutsaim mengatakan bahwa Wahb bin Munabbih datang kepadanya, lalu mengeluh sakit. Maka dia pun men­jenguknya, ternyata di sisinya terdapat air Zamzam. Ibnu Khutsaim berkata kepada Wahb, “Sebaiknya engkau minta air yang segar, sebab air (Zamzam) itu sedikit kental.”
Wahb menjawab, “Aku tidak mau minum air yang lain, demi Tuhan yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh dia (Zamzam) di dalam Kitab Allah adalah Zamzam, yang tidak pernah habis dan tidak pula kering. Sungguh dia di dalam Kitab Allah adalah anugerah, minuman orang-orang baik. Sungguh dia di dalam Kitab Allah adalah dijamin, dan sungguh dia di dalam Kitab Allah adalah makanan yang mengenyangkan dan obat yang menyembuhkan penyakit. Dan demi Tuhan yang jiwaku berada di tangan-Nya, setiap orang yang mendatanginya lalu meminumnya hingga kenyang, niscaya akan lenyap penyakitnya dan datanglah kesembuhannya.” (Akhbar Makkah Lil Azraqy: 11/49-50).
Jabir juga menceritakan dari Nabi SAW bahwa air Zamzam itu sesuai dengan tujuan meminumnya. Abi Thufail menceritakan bahwa dia pernah mendengar Ibnu Abbas berkata, “Dahulu pada masa jahiliyah ia (Zamzam) dijuluki syabba’ah (yang banyak mengenyangkan), dan diyakini bahwa ia adalah sebaik-baik penolong bagi keluarga.” (Al-Azraqy: II/ 52-5S).
Ibnu Abbas berkata, “Shalatlah kamu di tempat shalat orang-orang pilihan, dan minumlah dari minuman orang-orang baik.” Lalu Ibnu Abbas ditanya, “Manakah tempat shalat orang- orang pilihan itu?” Dia menjawab, “Di bawah mizab.” Dan dia ditanya pula, “Lalu apakah minuman orang-orang baik itu?” Dia mengatakan, “Air Zamzam.” (Al-Azraqy: 11/52-53).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar