Lalu seiring dengan perubahan zaman, Zamzam menjadi kian menua dan
meredup, hingga suatu saat di mana Allah SWT berkenan membangkitkannya
kembali melalui tangan Abdul Muthalib, kakek Rasulullah SAW, yang
kemudian menggalinya.
Dalam konteks ini, Shafiyah binti Abdul Muthalib berkata, “Kami telah
menggali Zamzam minuman Nabi Allah, di Tanah Suci yang dihormati untuk
para jamaah haji. Dia hasil kibasan Jibril, yang tak pernah berhenti mengalir.”
Mengenai Zamzam ini, Wahb bin Munabbih pernah berujar, “Demi Tuhan
yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, sungguh dia di dalam Kitab Allah
adalah dijamin, sungguh dia di dalam Kitab Allah adalah anugerah
(pemberian), sungguh dia di dalam Kitab Allah adalah minuman orang-orang
baik, dan sungguh di dalam Kitab Allah dia adalah makanan dan obat
penyakit.”
Ibnu Khutsaim mengatakan bahwa Wahb bin Munabbih datang kepadanya,
lalu mengeluh sakit. Maka dia pun menjenguknya, ternyata di sisinya
terdapat air Zamzam. Ibnu Khutsaim berkata kepada Wahb, “Sebaiknya
engkau minta air yang segar, sebab air (Zamzam) itu sedikit kental.”
Wahb menjawab, “Aku tidak mau minum air yang lain, demi Tuhan yang
jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh dia (Zamzam) di dalam Kitab Allah
adalah Zamzam, yang tidak pernah habis dan tidak pula kering. Sungguh
dia di dalam Kitab Allah adalah anugerah, minuman orang-orang baik.
Sungguh dia di dalam Kitab Allah adalah dijamin, dan sungguh dia di
dalam Kitab Allah adalah makanan yang mengenyangkan dan obat yang
menyembuhkan penyakit. Dan demi Tuhan yang jiwaku berada di tangan-Nya,
setiap orang yang mendatanginya lalu meminumnya hingga kenyang, niscaya
akan lenyap penyakitnya dan datanglah kesembuhannya.” (Akhbar Makkah Lil
Azraqy: 11/49-50).
Jabir juga menceritakan dari Nabi SAW bahwa air Zamzam itu sesuai
dengan tujuan meminumnya. Abi Thufail menceritakan bahwa dia pernah
mendengar Ibnu Abbas berkata, “Dahulu pada masa jahiliyah ia (Zamzam)
dijuluki syabba’ah (yang banyak mengenyangkan), dan diyakini bahwa ia
adalah sebaik-baik penolong bagi keluarga.” (Al-Azraqy: II/ 52-5S).
Ibnu Abbas berkata, “Shalatlah kamu di tempat shalat orang-orang
pilihan, dan minumlah dari minuman orang-orang baik.” Lalu Ibnu Abbas
ditanya, “Manakah tempat shalat orang- orang pilihan itu?” Dia menjawab,
“Di bawah mizab.” Dan dia ditanya pula, “Lalu apakah minuman
orang-orang baik itu?” Dia mengatakan, “Air Zamzam.” (Al-Azraqy:
11/52-53).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar