Rabu, 25 April 2012

Home / Pernik / Keutamaan Air Zamzam (1) Keutamaan Air Zamzam (1)

Para sejarawan sepakat bahwa Zamzam adalah minuman Ismail AS dan ibunya. Akan tetapi, mereka sedikit berbeda pendapat mengenai sebab munculnya air itu.
Sebagian berpendapat bahwa Ibrahim AS datang membawa Hajar dan anaknya yang sedang menyusui. Lalu dia meninggalkan mereka dengan sedikit air.
Ketika air mereka itu habis, Hajar meninggalkan anaknya dan dia mulai berjalan hingga mencapai puncak bukit Shafa, lalu bergegas menuju ke puncak bukit Marwa, kalau-kalau dia melihat seseorang untuk dimintai bantuan.
Hajar melakukan hal itu sebanyak tujuh kali, dan dari tindakannya itulah disunahkan sa’i (berlari kecil) antara Shafa dan Marwa.
Menurut cerita ini, Ismail mulai menjerit-jerit dan menggaruk-garuk tanah dengan kedua kakinya. Lalu Allah mengalirkan air di bawah kakinya. Dan ketika Hajar tidak melihat seorang pun dan mengkhawatirkan anaknya dari serangan binatang buas, dia kembali kepada anaknya. Tiba-tiba, air itu menyembur dari bawah kedua kakinya, lalu Hajar pun mulai membatasinya seraya berkata, “Zamzam (berkumpullah)!”
Sedangkan cerita yang lain mengatakan, semula Sarah (istri Ibrahim) mengalami kemandulan, dan dia mempunyai seorang budak wanita. Kemudian budak itu dihibahkan kepada Ibrahim dengan syarat dia tidak menyakiti hatinya. Berikutnya, budak itu (Hajar) mengandung dan melahirkan Ismail. Demikian pula Sarah, dia melahirkan Ishak.
Setelah keduanya berangkat remaja, keduanya saling berlomba. Dan Ismail memenangkan perlombaan itu, lalu ayahnya memeluknya sebagai tanda kerelaan (rida). Kemudian Sarah berkata, “Engkau tahu bahwa aku mensyaratkan kepadamu agar tidak menyakiti hatiku karenanya, dan apa yang aku lihat telah menyakitkan hatiku, maka keluarkanlah dia dariku.”
Karena Ibrahim seorang Nabi utusan (Tuhan) yang mengetahui tempat Baitul Haram, dia membawa anaknya Ismail bersama ibunya dan menempatkan mereka di dekat Baitullah, lalu dia pergi meninggalkannya.
Namun, tiba-tiba naluri kebapakannya muncul, dan ia pun berkata, “Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati. Ya, Tuhan kami, (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.” (QS. Ibrahim: 37).
Berikutnya ketika persediaan air mereka telah habis, Hajar berkata, “Anakku, menjauhlah dariku agar aku tidak melihatmu mati, dan begitu pun engkau tidak melihatku mati.”
Maka keduanya berpisah. Tetapi kemudian turunlah Jibril AS. Dia mengibaskan sayapnya ke bumi dan memancarlah air. Kemudian Hajar bergegas mengumpulkannya.
Dalam konteks ini seorang penyair berkata, “Dia terus-menerus membuat wadah-wadah untuk menampungnya. Sebab, jika dia tidak melakukannya niscaya air itu akan mengalir ke mana-mana.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar