Sebagai seorang investor, siapakah musuh terbesar Anda? Jawabannya,
diri Anda sendiri. Mengapa? Karena Anda mudah tergoda dan jatuh ke dalam
godaan.
Entah Anda itu termasuk investor yang terlalu sering
bertransaksi, atau investor yang underperform dalam pengelolaan dana
investasi. Disiplin diri dalam berinvestasi merupakan aset terbaik,
sebaliknya kekurangan disiplin diri merupakan resiko terbesar Anda.
Ada
tujuh dosa dalam berinvestasi dan mungkin Anda pernah melakukan
ketujuhnya. Anda ingin berubah jadi investor yang lebih baik di masa
depan? Inilah tujuh hal yang harus Anda hindari menurut penulis Motley
Fool - Harvey Jones, dilansir dari Sydney Morning Herald, Rabu
(25/4/2012).
1. Kemarahan
Emosi menutup
kejernihan penilaian. Saat marah, Anda tidak bisa melihat hal lain
dengan jernih. Banyak alasan dan penyebab investor emosi. Mungkin Anda
baru saja mengalami perceraian yang mahal, membeli produk investasi
terburuk atau melewatkan kesempatan bagus.
Anda marah dan untuk
menutupi kerugian, Anda memutuskan lebih agresif. Jadi Anda melakukan
hal-hal gila seperti trading valas, logam mulia atau mempertaruhkan uang
Anda untuk penambang spekulatif beresiko tinggi. Selalu ada waktu dan
tempat untuk investasi agresif, tapi ingat segalanya harus dilakukan
dengan kepala dingin.
2. Serakah
Inilah dosa
terberat investor. Serakah membuat Anda melepaskan investasi jangka
panjang dengan imbal hasil layak untuk sebuah investasi saham
fluktuatif. Keserakahan membuat beban investasi Anda semakin berat
dengan berbagai potongan dan pajak karena Anda 'lari-lari' ke berbagai
sektor investasi dan jenis saham.
Serakah itu tidak baik dan
sejarah jadi bukti bahayanya keserakahan. Anda harus mampu mengekang
insting manusia paling dasar ini jika ingin jadi investor sukses jangka
panjang.
3. Lamban
Mungkin lamban merupakan
salah satu dosa yang paling ringan. Investor lamban punya beberapa
keuntungan. Mereka bisa menghemat biaya perantara dan pajak. Mereka
menghindari membuat keputusan yang tergesa-gesa, misalnya menjual atau
membeli saham buru-buru.
Tapi lamban berinvestasi bukan strategi
pintar jika Anda tidak memanfaatkan waktu itu untuk riset baik buruknya
produk investasi sebelum membeli. Atau terlalu malas hingga pengelolaan
dana Anda terus-terusan underperform. Mau tetap lamban atau tumbuh,
pilihan ada di tangan Anda.
4. Angkuh
Jika
Anda pikir keberuntungan mengalir di dalam darah Anda, punya rahasia
untuk kaya raya dari modal receh atau bisa menaklukkan pasar setiap
tahunnya tanpa kegagalan, bersiaplah untuk terpuruk. Pasar modal itu
kejam, tidak ada orang yang tahu segalanya. Jadi apa yang membuat Anda
spesial dan merasa paling hebat?
5. Nafsu
Pasti
Anda pernah merasakan ini ketika mendengar investasi yang menjanjikan
pertumbuhan 10%, saham yang sedang ngetren, tambang emas baru atau dana
yang bisa menghasilkan imbal dua kali lipat. Berinvestasilah dengan
cerdas. Ingat, itu hanya nafsu sesaat.
6. Iri
Memangnya
kenapa jika ada orang yang bisa membeli emas seharga US$ 600 per ons
atau untung banyak karena sahamnya sedang naik? Setiap orang harus bisa
mendapat penghasilan dari investasinya. Tunggu saja jika belum berhasil,
kali ini bukan giliran Anda. Sabar, jangan iri atau buru-buru mengikuti
strategi mereka. Nanti juga akan tiba giliran Anda.
7. Rakus
Pasar
modal menawarkan berbagai pilihan yang menggiurkan. Dari yang
menjanjikan imbal hasil tinggi, eksotisnya minyak, hingga logam mulia
yang menyilaukan. Anda harus memilih dengan cermat. Pilih yang sesuai
dengan selera investasi Anda dan yang benar-benar Anda mengerti. Lalu
tinggal fokus untuk mengembangkannya. Tidak ada yang suka dengan orang
rakus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar